Sistem FMS di
Jerman dan Jepang membuktikan bahwa terdapat kenaikan signifikan dalam
produktivitas, kualitas, kebutuhan ruang, buruh, dan kapasitas. Biaya untuk
sistem ini sangat besar, dan tidak seluruhnya berjalan dengan sukses. Untk itu
perencanaan awal adalah sesuatu yang penting untuk peningkatan produktivitas
untuk segala macam perusahaan.
Meskipun dari namanya adalah “flexible”, namun ternyata
hanya dalam bebrapa hal sistem tersebut fleksibel. Sebagai contoh, kebanyakan
sistem tersebut adalah sistem permesinan. Tidak ada satupun yang mampu
memproduksi pemanggang dan sepeda bermotor. Sehingga, kefleksibelan adalah
relatif bila dibandingkan dengan produksi normal yang dihasilkan mesin
tersebut. Hal ini akan menyangkut pula bermacam jumlah dari tipe fleksibilitas
yang berbeda seperti fleksibilitas volume, fleksibilitas produk mix, fleksibilitas
bahan, fleksibilitas kapasitas, dan bermacam tipe lainnya.
Dengan
menggabungkan teknologi yang sudah tersedia, pabrik masa depan diharapkan akan
memunculkan beberapa karakteristik yang tidak lazim di standart saat ini :
·
Waktu lead minimal : penggunaan teknologi baru
akan mengurangi waktu lead produksi untuk suatu produk Teknologi tersebut juga
akan mengurangi waktu lead untuk pendisainan dan memproduksi suatu produk baru.
Hal ini tidak hanya memberi tanggapan yang lebih bagus untuk pelanggan, tetapi
juga membantu dalam mengurangi biaya dalam penyimpanan inventori, pengurangan
scrap, kapasitas lebih tinggi, kebutuhan yang lebih kecil, dan lain sebagainya.
·
Unit batch sizes : secara ekstrem, , teknologi
baru memperbolehkan customozation penuh dalam batas fleksibilitas yang
dimiliki. Teknologi juga menawarkan bermacam jenis variasi dangan ukuran batch
yang kecil pada saat yang sama. Karena tidak ada learning curve improvement,
tidak diperlukan waktu yang lama. Hal ini lagi-lagi akan menyediakan kecepatan
tanggapan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, dengan tetap memelihara
produktivitas yang tinggi pada mesin yang mahal.
·
Kualitas
tinggi yang konsisten : karena teknologi tersebt menyediakan program
yang selalu berulang, maka jika terjadi kesalahan, setiap unit akan salah
sampai kesalahan tersebut diperbaiki. Ketidaksejenisan produksi yang biasanya
terjadi pada pekerjaan manual akan dapat dihindari. Hal ini akan memberikan
margin keuntungan yang lebih bagus di pasar.
·
Operasi
yang kontinyu : selama terprogram, teknologi baru dapat beroperasi
secara kontinyu dan akan menggunakan fasilitas yang mahal dan peralatan dalam
tiga shift. Sebagai tambahan, hanya sedikit karyawan akan dibutuhkan untuk
mengawasi operasi, terutama karyawan bagian pemeliharaan.
·
Breakdown
vulnerable : sejak proses ini tanpa dikendalikan manusia, dengan
penyangga (buffer) sistem yang minimal, pabrik akan sangat rentan terhadap
breakdown (berhenti mendadak). Pemeliharaan, perencanaan, dan engineering akan
memegang hal yang penting.
·
Operasi
terintegrasi : seluruh aspek dari perusahaan akan terintegeasi dalam
basis data yang sama. Informasi penjualan dan permintaan yang menunjang
operasi, keuangan menunjang proses produksi dengan cash sesuai dengan yang
kebutuhan. Cash Flow akan terkait erat denganpembelian dan shipments, disain
engineering untuk kemampuan manufaktur, operasi berurutan untuk pekerjaan di
pabrik hingga seluruh perusahaan.
·
Replicale
plant : karena seluruh proses pengetahuan (process knowledge) dibangun
ke dalam satu sistem dan perangkat lunak, pabrik akan mudah untuk dibuat lagi
dan dibangun di manapun. Hal ini akan memdekatkan pabrik ke pelanggan.
·
Biaya
tetap besar : hampri seluruh biaya dengan teknologi baru adalah biaya
tetap (fixed cost). Pengeluaran untuk peralatan, perangkat lunak, dan bahkan
karyawan (pemeliharaan, pengawasan) adalah pengeluaran tetap. Biaya variabel
yang utama adalah untuk membeli bahan baku.
Pabrik yang
terotomatosasi adalah pabrik dengan biaya variabel yang semakin tetap dan biaya
tetap menjadi variabel, staf menjadi line dan line menjadi staf. Intinya,
pabrik masa depan terlihat berkebalikan dengan banyak prinsip yang kita kira
adalah invariant
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah membahas tentang perkembangan
teknologi manufaktur terutama dalam hal otomasi sistem manufaktur :
1. Walaupun
perkembangan teknologi manufaktur melibatkan bidang-bidang ilmu yang
tidak
mudah, tetapi agar tidak tertinggal semakin
jauh, perkembangan ini harus diikuti dan apabila perlu menggunakan atau berdasarkan konsep
yang asli (original) agar dapat dipahami betul apa yang dilakukan.
Konsep asli ini secara periodik harus dites kebenarannya dengan jalan
diterapkan untuk menyelesaikan persoalan
yang sebenarnya.
2. Otomasi
sistem manufaktur merupakan hal yang kompleks yang selain perlu penguasaan bidang-bidang ilmu tertentu secara
mendalam, juga diperlukan penguasaan pengintegrasian bidangbidang ilmu
tersebut.
3. Semua elemen produksi
dapat memulai otomasi pada bidangnya masing-masing karena bidang
tersebut yang paling dikuasai, tetapi harus
memperhatikan sifat modularitas bagi setiap sistem
yang dikembangkan karena sistem yang
dikembangkan tersebut akan menjadi sub dari
sistem
lain yang lebih besar. Dengan modularitas
sub sistem yang baik, kemungkinan pengembangan
maupun pengintegrasian dengan sub sistem
yang lain akan mungkin dan menjadi lebih
mudah.
4. Industri (di
Indonesia) harus mulai memikirkan standarisasi tidak hanya fisik produk tetapi juga standarisasi informasi tentang model
produk. Dengan adanya standarisasi sistem informasi tentang produk, akan
dimungkinkan kerjasama antar bagian atau dengan industri lain, tanpa ada batasan
jarak atau lokasi.