Six Sigma stands for Six Standard
Deviations (Sigma is the Greek letter used to represent standard deviation in
statistics) from mean . Six Sigma merupakan singkatan dari
Enam Deviasi Standar (Sigma merupakan huruf Yunani yang digunakan untuk
mewakili standar deviasi dalam statistik) dari berarti. Six Sigma methodology provides the techniques and
tools to improve the capability and reduce the defects in any process. Six
Sigma menyediakan metodologi teknik dan alat untuk meningkatkan kemampuan
dan mengurangi cacat pada setiap proses.
Six Sigma methodology improves any existing
business process by constantly reviewing and re-tuning the process. To
achieve this, Six Sigma uses Six Sigma metodologi meningkatkan proses
bisnis yang telah ada dengan terus-menerus meninjau dan re-tuning proses. Untuk
mencapai hal ini, Six Sigma menggunakan a
methodology known as DMAIC ( D
efine opportunities, M
easure performance, A
nalyze opportunity, I
mprove performance, C
ontrol performance). dikenal sebagai metodologi DMAIC (D efine kesempatan, M
easure kinerja, A nalyze kesempatan, saya
mprove kinerja, C ontrol kinerja).
Six Sigma methodology can also be used to create
a brand new business process from ground up using DFSS ( Design For
Six Sigma ) principles. Six Sigma metodologi juga dapat digunakan
untuk membuat proses bisnis baru dari bawah ke atas menggunakan DFSS (Design
For Six Sigma) prinsip-prinsip. Six Sigma
Strives for perfection. Six Sigma berjuang untuk kesempurnaan. It allows for only 3.4 defects per million
opportunities for each product or service transaction. Memungkinkan
hanya 3,4 cacat per satu juta kesempatan untuk setiap produk atau
layanan transaksi. Six Sigma relies heavily on
statistical techniques to reduce defects and measure quality. Six Sigma
sangat bergantung pada teknik statistik untuk mengurangi cacat dan mengukur
kualitas.
Six Sigma experts (Green Belts and Black Belts)
evaluate a business process and determine ways to improve upon the existing
process. Six Sigma ahli (Green Belts dan Black Belts) mengevaluasi
proses bisnis dan menentukan cara-cara untuk memperbaiki proses yang ada. Six Sigma experts can also design a brand new business
process using DFSS ( Design For Six Sigma ) principles.
Six Sigma ahli juga dapat merancang proses bisnis baru menggunakan DFSS
(Design For Six Sigma) prinsip-prinsip. Typically
its easier to define a new process with DFSS principles than refining an
existing process to reduce the defects. Biasanya yang lebih mudah untuk
mendefinisikan sebuah proses baru dengan prinsip-prinsip dari DFSS
menyempurnakan proses yang ada untuk mengurangi cacat.
Six Sigma incorporates the basic
principles and techniques used in Business, Statistics, and Engineering. These
three form the core elements of Six Sigma. Six Sigma menggabungkan
prinsip-prinsip dasar dan teknik yang digunakan dalam Bisnis, Statistik, dan
Teknik. Ketiga membentuk elemen inti Six Sigma. Six
Sigma improves the process performance, decreases variation and maintains consistent
quality of the process output. Six Sigma meningkatkan kinerja
proses, mengurangi variasi dan konsisten mempertahankan kualitas
dari proses output. This leads to defect reduction
and improvement in profits, product quality and customer satisfaction.
Ini mengarah pada pengurangan cacat dan peningkatan dalam keuntungan, kualitas
produk dan kepuasan pelanggan.
Salah satu pertanyaan penting yang selama ini mengusik
kalangan bisnis adalah how to maintain the succession? Apakah jawaban
yang paling tepat? Jawabannya terletak pada konsep Six Sigma. Tulisan ini
mengajak Anda untuk mengenali konsep tersebut. Namun, sebelum melangkah lebih
jauh, simak dulu mutiara kata dari Peter Drucker yang berbunyi:
"Bila kita melihat suatu bisnis sukses, seseorang pasti pernah mengambil keputusan yang berani"
Itulah konsep Six Sigma
Tantangan Abad ini
Isunya bukanlah, "Bagaimana kita sukses?" melainkan, "Bagaimana kita tetap sukses?" Melakukan perbaikan dan pengembangan yang berkelanjutan adalah sebuah perjalanan yang menuntut komitmen tinggi untuk menghindari kekeliruan yang menjadi sebuah pemborosan. Kekeliruan dan pemborosan yang sebenarnya banyak terjadi pada proses operational sering tersembunyi.
"Bila kita melihat suatu bisnis sukses, seseorang pasti pernah mengambil keputusan yang berani"
Itulah konsep Six Sigma
Tantangan Abad ini
Isunya bukanlah, "Bagaimana kita sukses?" melainkan, "Bagaimana kita tetap sukses?" Melakukan perbaikan dan pengembangan yang berkelanjutan adalah sebuah perjalanan yang menuntut komitmen tinggi untuk menghindari kekeliruan yang menjadi sebuah pemborosan. Kekeliruan dan pemborosan yang sebenarnya banyak terjadi pada proses operational sering tersembunyi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar