Resesi ekonomi diseluruh dunia tidak hanya menimbulkan
gejolak harga tapi juga diperburuk oleh kelangkaan pangan. Jika tidak ada
langkah pengendalian situasi oleh pemerintah, dikhawatirkan Indonesia akan
kembali keterpurukan seperti yang terjadi sepuluh tahun silam.
Sebenarnya kisruh masalah kenaikan harga BBM bisa diantisipasi dari awal seandainya antara pemerintah, swasta dan masyarakat terjadi kerja sama yang harmonis. Sementara harga minyak terus merangkak naik membuat pemerintah tidak punya pilihan lain selain menaikkan harga BBM. Sehingga terjadilah penyaluran BLT yang terkesan terburu-buru dan tidak dipersiapkan dengan baik.
Keyakinan pemerintah bahwa sebagian besar subsidi BBM justru dinikmati orang-orang kaya mungkin bisa ditanggulangi dengan cara menaikkan pendapatan dari pajak penghasilan, pajak usaha, pajak pertambahan nilai dan pajak pembelian barang mewah. Pemerintah juga bisa melakukan penghematan belanja negara, terutama untuk pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya tidak penting. Misalnya dengan mengurangi gaji anggota DPR dan segala macam tunjangan dan fasilitasnya.
Swasta sangat berperan dalam peningkatan daya beli masyarakat. Golongan pengusaha diharapkan lebih memperhatikan tingkat kesejahteraan pekerjanya dengan memberikan upah sesuai dengan standard Upah Minimum Regional (UMR) untuk masing-masing daerah. Kelangkaan BBM untuk keperluan industri harus disiasati dengan melakukan penghematan, pengefisienan dan pengembangan sumber energi alternatif.
Sementara masyarakat sebagai pihak yang terkena dampak langsung kenaikan harga BBM seharusnya bisa menyikapi permasalahan ini secara lebih arif dan bijaksana. Kenaikan harga BBM tidak seharusnya ditanggapi dengan mengeluh, berdemo dan menghujat pemerintah, apalagi sampai melakukan aksi anarkis seperti perusakan fasilitas negara. Kesediaan pemerintah untuk memberikan Bantuan Langsung Tunai seharusnya kita terima dengan senang hati. Disaat gonjang-ganjing ekonomi seperti sekarang ini, kenaikan harga BBM dalam negeri merupakan suatu pilihan yang susah untuk dielakkan. Dengan bersikap arif, setidaknya kita bisa membantu terciptanya kestabilan di bidang keamanan dan politik. Jangan sampai drama krisis moneter babak II berlangsung di negeri yang baru saja merayakan 100 tahun kebangkitan nasional ini.
Sebagai masyarakat seharusnya kita bisa berpartisipasi dengan cara melakukan efisiensi energi. Terutama dibidang energi listrik dan BBM. Beberapa program efisiensi yang bisa kita terapkan, antara lain :
Sebenarnya kisruh masalah kenaikan harga BBM bisa diantisipasi dari awal seandainya antara pemerintah, swasta dan masyarakat terjadi kerja sama yang harmonis. Sementara harga minyak terus merangkak naik membuat pemerintah tidak punya pilihan lain selain menaikkan harga BBM. Sehingga terjadilah penyaluran BLT yang terkesan terburu-buru dan tidak dipersiapkan dengan baik.
Keyakinan pemerintah bahwa sebagian besar subsidi BBM justru dinikmati orang-orang kaya mungkin bisa ditanggulangi dengan cara menaikkan pendapatan dari pajak penghasilan, pajak usaha, pajak pertambahan nilai dan pajak pembelian barang mewah. Pemerintah juga bisa melakukan penghematan belanja negara, terutama untuk pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya tidak penting. Misalnya dengan mengurangi gaji anggota DPR dan segala macam tunjangan dan fasilitasnya.
Swasta sangat berperan dalam peningkatan daya beli masyarakat. Golongan pengusaha diharapkan lebih memperhatikan tingkat kesejahteraan pekerjanya dengan memberikan upah sesuai dengan standard Upah Minimum Regional (UMR) untuk masing-masing daerah. Kelangkaan BBM untuk keperluan industri harus disiasati dengan melakukan penghematan, pengefisienan dan pengembangan sumber energi alternatif.
Sementara masyarakat sebagai pihak yang terkena dampak langsung kenaikan harga BBM seharusnya bisa menyikapi permasalahan ini secara lebih arif dan bijaksana. Kenaikan harga BBM tidak seharusnya ditanggapi dengan mengeluh, berdemo dan menghujat pemerintah, apalagi sampai melakukan aksi anarkis seperti perusakan fasilitas negara. Kesediaan pemerintah untuk memberikan Bantuan Langsung Tunai seharusnya kita terima dengan senang hati. Disaat gonjang-ganjing ekonomi seperti sekarang ini, kenaikan harga BBM dalam negeri merupakan suatu pilihan yang susah untuk dielakkan. Dengan bersikap arif, setidaknya kita bisa membantu terciptanya kestabilan di bidang keamanan dan politik. Jangan sampai drama krisis moneter babak II berlangsung di negeri yang baru saja merayakan 100 tahun kebangkitan nasional ini.
Sebagai masyarakat seharusnya kita bisa berpartisipasi dengan cara melakukan efisiensi energi. Terutama dibidang energi listrik dan BBM. Beberapa program efisiensi yang bisa kita terapkan, antara lain :
Pertama, dengan mensosialisasikan penggunaan alat transportasi massa. Kenaikan
harga penjualan sepeda motor maupun mobil di Indonesia memang sangat
menguntungkan dari segi industri. Tapi jika dilihat dari segi lingkungan dan
persediaan energi, fenomena ini justru merupakan suatu bumerang. Peningkatan
jumlah pemakai kendaraan pribadi berbanding lurus dengan peningkatan kemacetan
lalu lintas, pemborosan BBM dan peningkatan pelepasan emisi gas rumah kaca ke
udara. Pemerintah dalam hal ini juga tidak bisa lepas tangan, melainkan harus
lebih aktif dalam pengadaan sarana angkutan umum yang aman, nyaman dan ramah
lingkungan. Pembangunan kereta api bawah tanah
mungkin juga bisa dijadikan solusi. Begitu juga dengan pembangunan monorail,
transportasi air dan jenis-jenis transportasi lainnya. Penerbangan untuk jarak
dekat juga harus dikurangi karena selain boros BBM juga membahayakan
lingkungan. Pemerintah daerah juga bisa membuat kebijakan sendiri yang
mendukung pensosialisasian penggunaan alat transportasi massa di daerahnya
masing-masing. Misalnya dengan cara menambah armada-armada angkutan umum yang
lebih nyaman dan meningkatkan pajak kendaraan pribadi sehingga masyarakat lebih
tertarik untuk menggunakan angkutan umum.
Kedua, memaksimalkan pemakaian energi alternatif yang murah dan ramah
lingkungan. Misalnya dengan membangun panel-panel tenaga surya sebagai sumber
energi di gedung-gedung perkantoran dan fasilitas umum. Sebagai negara tropis
Indonesia sangat beruntung memiliki energi matahari yang melimpah. Pembangunan
panel-panel surya awalnya memang cukup mahal, tapi dalam jangka panjang mampu
menghemat pemakaian listrik dalam jumlah besar.
Ketiga dengan cara menghemat pemakaian listrik. Penggunaan lampu disiang hari
bisa disiasati dengan rancangan arsitektur rumah yang hemat energi. Misalnya
dengan pembuatan kubah kaca, taman dalam rumah dan cara-cara lainnya.
Penggunaan alat listrik pada jam 17 sampai 22 harus dibatasi untuk mengurangi
beban puncak pemakaian listrik. Penggunaan AC bisa diganti dengan membuat
ventilasi yang cukup dan pemakaian kipas angin. Hindari juga membiarkan TV dan
alat elektronik lainnya dalam posisi stand by.
Keempat, dengan lebih meminimalkan pemakaian mesin dalam kehidupan sehari-hari.
Kalau biasanya tergantung pada mesin cuci, mulailah membiasakan diri mencuci
dengan tangan. Ada baiknya juga mengurangi fungsi kulkas dan freezer dengan
lebih rajin berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar. Efisiensi energi akan
lebih mudah dicapai jika masyarakat menjauhkan diri dari kebiasaan konsumtif.
Back to nature adalah pilihan sikap yang bijak jika kita ingin bumi ini berumur
lebih panjang. Berjalan kaki dan bersepeda selain meningkatkan kebugaran juga
sangat menghemat penggunaan BBM.
Langkah-langkah besar selalu diawali dengan langkah kecil. Untuk itu daripada
berkeluh kesah dan mengumpat pemerintah, ada baiknya kita bercermin sejenak.
Apakah kita sudah melakukan efisiensi energi dalam kehidupan kita berumah
tangga dan bermasyarakat? Jika belum, mulailah sekarang. Tidak ada kata telambat
untuk melakukan kebajikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar