Selasa, 20 Maret 2012

Manajemen Kelas Dunia

Banyak telah tercipta bentuk metode dan strategi yang menjadi Manajemen Dunia. yang dikenal secara luas dan dipakai semua perusahaan di dunia ini..Apa sajakah itu..?  Ketik jawaban anda di Komentar. Caranya klik logo komentar dan jelaskan salah satunya dengan jelas dan tuntas, jangan lupa absen di kolom Member ya..

69 komentar:

Anonim mengatakan...

NAMA :IRWAN
NIM :0926201068
JURUSAN :T.INDUSTRI/VI.PAGI

JUST IN TIME
just in time (jit) adalah suatu sistim yang di rancang untuk mendapatkan kualitas.dan mencapai waktu penyeraha yang evisien.degan cara meghapus jenis-jenis pemborosan yang trdapat dalam proses produksi.just in time ini berpokus pada perbaikan terus menerus,dan dapat meningkat kan laba organisasi manufaktur.just in time ini bayak di gunakan dunia.contoh jepang yaitu toyota motor corparation.sistim ini dikenal juga yaitu sistem produksi ramping(lean production system)karena sisti ini dapat mengurangi biaya pemeliaraan maupun menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat penimbunan barang.........

tugas mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
tugas mengatakan...

NAMA ; RAMADHANI
NIM ; 0926201097
JURUSAN ; T.INDUSTRI/VI/PAGI

TOTAL QUALITY MANAGEMENT(TQM)
TQM adalah pendekatan manajemen untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan.
dalam TQM semua anggota organisasi berpastisipasi dalam meningkatkan proses,produk,layanan,budaya dimana mereka bekerja.
konsep inti dalam menerapkan TQM adalah 14 deming poin, serangkaian praktek manajemen untuk membantu perusahaan meningkatkan kualitas dan produktivitas:
1. buat konstan nya tujuan untuk meningkatkan produk dan jasa
2. mengadopsi filosofi baru
3. hentikan ketergantungan pada inveksi untuk mencapai kualitas
4. mengakhiri praktik pemberian bisnis pada harga saja, melainkan meminimalkan total biaya dengan bekerja sama dengan pemasok tunggal.
5. meningkatkan terus menerus dan selamanya setiap proses untuk perencanaan,produksidan pelayanan.
6.lembaga pelatihan di tempat kerja
7. mengadopsi dan kepemimpinan lembaga.
8.mengusir rasa takut
9.meruntuhkan penghalang antara daerah staff
10.hilangankan slogan, desakan dan target untuk angkatan kerja
11.hilangkan kouta numerik untuk tenaga kerja dan tujuan numerik untuk manajemen
12.hapus hambatan yang merampok orang kebanggaan pengerjaan, dan menghilangkan peringkat tahunan atau merit system.
13. melembagakan sebuah program yang kuat dari pendidikan dan perbaikan diri bagi semua orang
14.masukan semua orang di perusahaan untuk bekerja menyelesaiankan transformasi.

Anonim mengatakan...

NAMA : RIDHORI ALZULFA
NIM : 0926201101
JURUSAN :TEKNIK INDUSTRI/VI.SORE LOKAL B

LEAN PRODUCTION

Lean production adalah perubahan tingkah laku (perilaku) pelanggan bisnis terhadap pemilihan dan management pemasok. Pelaku harus menyadari dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang ditimbulkan oleh lean production.
4 prinsip lean production :
1. meminimumkan waste
2. berusaha membuat kualitas yang sempurna sejak kesempatan pertama (perfect first-time quality)
3. lini produksi yang fleksibel
4. perbaikan berkelanjutan (continious improvement).
Elemen utama dari lean production adalah:
1. Produksi just in time (JIT), adalah suatu metode produksi yang membawa semua bahan baku dan suku cadang yang dibutuhkan dalam setiap produksi tepat pada saat dibutuhkan. Tujuan dari JIT adalah persediaan yang nol dengan kualitas 100%.
2. Pengawasan kualitas yang ketat, dimana penghematan biaya maksimum dari JIT akan tercapai jika pembeli menerima barang yang sempurna dari pemasok. Dengan demikian pemasok harus menerapkan prosedur pengawasan yang sangat ketat sebelum barang tersebut diserahkan kepada pabrikan.
3. Penyerahan beulang kali dan dapat diandalkan, dimana pengiriman ini sebaiknya dilakukan setaip hari untuk menghindari penumpukan persediaan. Bilamana terjadi keterlambatan akan pengiriman atau tidak memenuhi pemasokan maka pemasok dikenakan denda atau pemutusan kontrak kerja.
4. Lokasi yang lebih dekat, dengan adanya lokasi yang berdekatan dengan pelanggan utama, maka penyerahan dapat diandalkan sehingga akan timbul komitmen yang besar dengan pelanggan utama.
5. Telekomunikasi, dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka pemasok dapat membangun sistem penyerahan yang lebih baik lagi.
6. Jadwal produksi yang stabil, dimana pelanggan menyerahkan jadwal produksinya pada pemasok sehingga pemasok dapat menyerahkan barang sesuai dengan jadwal produksi pelanggan.
7. Sumber tunggal dan keterlibatan awal pemasok, dimana dengan adanya JIT ini baik pemasok maupun pelanggan sudah terlibat dalam penyusunan kontrak kerja dan syarat-syarat lainnya.

I LOVE STTD....

Anonim mengatakan...

NAMA : MARFUZA
NIM : 0926201082
JURUSAN : T.INDUSTRI / VI.SORE LOKAL A

PROSES MANUFACTUR

Proses manufactur ialah sekumpulan kegiatan yang terjadi dalam sebuah aktifitas mengubah bahan baku menjadi barang jadi demi untuk memenuhi kebutuhan manusia dan lingkungan.

tujuan proses manufactur ialah untuk menghasilkan komponen2 yang menggunakan material tertentu dengan mempertimbangkan bentuk ukuran dan strukturnya misalnya ketika melakukan proses pengecoran selalu membutuhkan fluditas cairan yang mampu mengikuti sebagaimana bentuk wadahnya sampai akhir dibekukan. thankszzzzzzzzz

Anonim mengatakan...

NAMA : ADHE SUKAMDANA NUGRAHA
NIM : 0926201005
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI /VI SORE A

Material Requirment Planning (MRP)...............
Ada beberapa pengertian dari MRP, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Material Requirement Planning (MRP) merupakan suatu teknik atau prosedur logis untuk menterjemahkan Jadwal Produksi Induk (JPI) dari barang jadi atau end item menjadi kebutuhan bersih untuk beberapa komponen yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan JPI. (Orlicky,et al., 1994).
2. Material Requirement Planning (MRP) merupakan sistem informasi berbasis komputer yang didisain untuk memesan dan menjadwalkan permintaan (raw material, komponen dan sub assemblies) dengan cara yang terkoordinasi.(Oden,et al., 1998)
3. Material Requirement Planning (MRP) merupakan aktivitas perencanaan material untuk Seluruh komponen dan raw material (bahan baku) yang dibutuhkan sesuai dengan Jadwal Produksi Induk (JPI) yang sama halnya dengan demand / permintaan per komponen (John A. White, et al., 1987).
tujuan dari MRP itu sendiri adalah untuk menentukan kebutuhan sekaligus untuk mendukung jadwal produksi induk, mengendalikan persediaan, menjadwalkan produksi, menjaga jadwal valid dan up-to date, serta secara khusus berguna dalam lingkungan manufaktur yang kompleks dan tidak pasti.
Ada empat tahap dalam proses perencanaan kebutuhan material, tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Netting (Perhitungan kebutuhan bersih)
Netting adalah proses perhitungan kebutuhan bersih yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor denagan keadaan persediaan.
2. Lotting (Penentuan ukuran pemesanan)
Lotting adalah menentukan besarnya pesanan setiap individu berdasarkan pada hasil perhitungan netting.
3. Offsetting (Penetapan besarnya waktu ancang-ancang)
Offsetting bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melaksanakan rencana pemesanan dalam memenuhi kebutuhan bersih yang diinginkan lead time.
4. Exploding (Perhitungan selanjutnya untuk level di bawahnya)
Exploding adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat level dibawahnya, berdasarkan pada rencana pemesanan.

Dengan MRP ini, kita akan mendapatkan informasi mengenai :
1. Bahan dan komponen apa saja yang akan dipesan serta berapa banyak yang diperlukan.
2. Kapan waktu komponen tersebut akan dipesan.
3. Apakah komponen tersebut pemesanannya dipercepat, diperlambat atau dibatalkan.

Secara garis besar, out put MRP ini dibagi dalam tiga bagian, yaitu :
1. MRP Primary Report (Laporan Utama)
Primary Report atau yang biasa dikenal dengan MRP Report, nerupakan format laporan yang terdiri dari dua bentuk, yaitu format horizontal (dalam harian dan mingguan) dan format vertikal (dengan waktu dalam setiap harinya).
2. Action Report (Laporan Kegiatan)
Output ini biasa disebut dengan MRP Expection Report (laporan pengecualian), perencanaan MRP memfokuskan perhatian langsung terhadap kebutuhan item dan keputusan selama melakukan kegiatannya.
3. MRP Pegging Report (Laporan Penetapan MRP)
Output ini akan menyediakan sumber dari kebutuhan pada level tertinggi selanjutnya dalam Bill of material, seperti tiap pesanan perusahaan yang dikeluarkan dari item pada setiap kebutuhan kotor.

Dan yang terakhir adalah keuntungan dari MRP (Heizer,et.al., 1993) yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan pelauyanan dan kepuasan pelanggan
2. Meningkatkan utilitas dari fasilitas dan tega kerja
3. Perencanaan persediaan dan penjadwalan menjadi lebih baik
4. Respon terhadap perubahan pasar semakin cepat
5. Mengurangi level persediaan tanpa mengurangi pelayanan pelanggan

Anonim mengatakan...

Nama : Febrian Anestri
NIM : 0826201122
Jurusan : Teknik Industri (Transfer/Perbaikan)

Strategic Business Units
fokus manajemen strategis terletak dalam memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta system informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Manajemen strategis di katakan efektif apabila memberi tahu seluruh karyawan mengenai sasaran bisnis, arah bisnis, kemajuan kearah pencapaian sasaran dan pelanggan, pesaing dan rencana produk kami. Komunikasi merupakan kunci keberhasilan manajemen strategis.
Dari definisi tersebut terdapat dua hal penting yang dapat disimpulkan, yaitu:
1. Manajemen Strategik terdiri atas tiga proses:
a. Pembuatan Strategi, yang meliputi pengembnagan misi dan tujuan jangka panjang, mengidentifiksikan peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan organisasi, pengembangan alternatif-alternatif strategi dan penentuan strategi yang sesuai untuk diadopsi.
b. Penerapan strategi meliputi penentuan sasaran-sasaran operasional tahunan, kebijakan organisasi, memotovasi anggota dan mengalokasikan sumber-sumber daya agar strategi yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan.
c. Evaluasi/Kontrol strategi, mencakup usaha-usaha untuk memonitor seluruh hasil-hasil dari pembuatan dan penerapan strategi, termasuk mengukur kinerja individu dan organisasi serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.
2. Manajemen Strategik memfokuskan pada penyatuan/penggabungan aspek-aspek pemasaran, riset dan pengembangan, keuangan/akuntansi, operasional/produksi dari sebuah organisasi.
Strategik selalu “memberikan sebuah keuntungan”, sehingga apabila proses manajemen yang dilakukan oleh organisasi gagal menciptakan keuntungan bagi organisasi tersebut maka dapat dikatakan proses manajemen tersebut bukan manajemen strategik.
B. Peran Manajemen Stratejik
Untuk meraih segala cita-cita atau tujuan yang diinginkan oleh suatu organisasi atau perusahaan maka penerapan manajemen stratejik justru sangat dibutuhkan guna apa yang diinginkan bersama dapat kit capai dengan sebaik mungkin. Peran manajemen stratejik ketika diimplementasikan dalam suatu organisasi maka setiap unit atau bagian yang ada dalam organisasi tersebut dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin. Apalagi melihat perkembangan zaman sekarang ini, dimana setiap organisasi perusahaan telah melakukan ekspansi pasar guna mendapatkan keuntunga yang banyak. Semuanya itu perlu langkah strategis dan taktik yang tepat sehingga proses atau langkah yang diambil oleh pimpinan dapat dijalankan seefektif dan seefisen mungkin.
Persaingan yang memunculkan daya saing erat kaitannya dengan pemahaman mekanisme pasar (standar dan benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian produk (barang dan jasa) yang mampu menciptakan nilai tambah. Oleh karena itu, peningkatan daya saing organisasi bersifat unik, tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek kreativitas, kapasitas, teknologi yang diguna-kan dan jangkauan pemasaran yang dicapai. Hal tersebut diwujudkan dari tampilan produk, produktivitas yang ting-gi dan pelayanan yang baik.

Anonim mengatakan...

Nama : SUGIANTO
NIM : 1126201097
Teknik Industri (Trasnfer)
ECONOMIC VALUE ADDED

Konsep EVA merupakan suatu konsep penilaian kinerja keuangan perusahaan yang dikembangkan oleh Stem Stewart & Co, sebuah perusahaan konsultan manajemen keuangan di Amerika Serikat. Konsep EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai perusahaan dan menilai kinerja keuangan perusahaan secara adil yang diukur dengan mempergunakan ukuran tertimbang (weighted) dari struktur modal awal yang ada (Widayanto,1994:188).
Dengan penghitungan EVA diharapkan dapat memperoleh hasil perhitungan pada upaya penciptaan nilai perusahaan (Creating a Firms value) yang lebih realistis. Menurut Kiryanto(1997:125) Nilai bisa diartikan “nilai guna, daya guna maupun benefits yang dinikmati oleh Stakeholders”. Hal ini disebabkan karena EVA dihitung berdasarkan kepentingan kreditur dan terutama para pemegang saham dan bukan berdasar nilai buku yang bersifat historis. Karena seorang investor yang rasional tentu akan mendasarkan keputusannya pada data keuangan yang paling up to date, bukan pada data yang bersifat historis.
faktor-faktor yang menentukan biaya modal adalah:
1. Keadaan- keadaan umum perekonomian
2. Keadaan-keadaan pasar
3. Keputusan operasi dan pembiayaan perusahaan
4. Besarnya pembiayaan.
Penentuan EVA
Langkah-langkah untuk menentukan EVA (Mikke Rousana,1997:19) adalah sbb:
1. Menghitung cost of debt
2. Menghitung cost of common stock
3. Menghitung struktur permodalan dari neraca
4. Menghitung NOPAT
5. Menghitung tingkat pengembalian (r)
6. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang
7. Menghitung EVA

Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mendapatkan ukuran EVA menurut Widayanto (1994:223) adalah sebagai berikut :
I. Menghitung atau menaksir biaya modul utang (cost of debt)
2. Menaksir biaya modal saham (cost of equity)
3. Menghitung struktur permodalan (dari neraca)
4. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital-WACC).
5. Menghitung EVA


Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari EVA menurut Siddharta (1997:176-177) adalah :
1. Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan keputusan pemegang saham.
2. Dengan EVA para manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimalkan tingkat pengembalian dan meminimalkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.
3. EVA membuat manajer memfokuskan perhatian pada kegiatan yang menciptakan nilai dan mengevaluasi kinerja berdasar kriteria memaksimumkan nilai perusahaan.
4. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikansikan kegiatan atau praktek yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi dari pada biaya modal.
5. EVA akan menyebabkan perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijakan struktur modal.
Metode EVA ini juga menyoalkan agar para manager bertindak dari titik pandang pemilik perusahaan karena berdasarkan suatu penelitian tentang EVA oleh Kenneth Lehn dan Anill K Makhija sebagai berikut (Lehn, Makhija, 1996 :34-38):
Dengan demikian konsep EVA mampu mendorong manajer untuk memaksimumkan EVA jika ingin meningkatkan nilai perusahaan. Selain itu sebagai pengukur kinerja perusahaan, EVA juga secara langsung menunjukkan seberapa besar perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal, hal ini juga berkaitan dengan meningkatnya kesadaran manajer bahwa tugasnya adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan serta meningkatkan nilai pemegang saham dan bukannya untuk mencapai tujuan lain.

PTC ampuh dapat dollar mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan...

NAMA : SURADI SIANTURI
NIM : 112620112
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI /TRANSFER

Managerial Grid (Robert R Blake dan Jane S Mouton)

Dalam pendekatan managerial grid ini, manajer berhubungan dengan 2 hal yakni produksi di satu pihak dan orang-orang di pihak lain. Managerial Grid menekankan bagaimana manajer memikirkan produksi dan hubungan manajer serta memikirkan produksi dan hubungan kerja dengan manusianya. Bukannya ditekankan pada berapa banyak produksi harus dihasilkan, dan berapa banyak ia harus berhubungan dengan bawahan.
Menurut Blaku dan Mouton ada 4 gaya kepemimpinan yang dikelompokkan sebagai gaya yang ekstrem, sedangkan lainnya hanya satu gaya yang dikatakan berada ditengah-tengah gaya ekstrem tersebut.

- Pada Grid 1.1, manajer sedikit sekali usahanya untuk memikirkan orang-orang yang bekerja dengannya, dan produksi yang seharusnya dihasilkan oleh organisasinya. Dalam menjalankan tugas manajer dalam grid ini menganggap dirinya sebagai perantara yang hanya mengkomunikasikan informasi dari atasan kepada bawahan.

- Pada Grid 9.9, manajer mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk memikirkan baik produksi maupun orang-orang yang bekerja dengannya. Dia mencoba untuk merencanakan semua usaahanya dengan senantiasa memikirkan dedikasinya pada produksi dan nasib orang-orang yang bekerja dalam organisasinya. Manajer yang termasuk dalam Grid ini dikatakan sebagai manajer Tim yang riil (the real team manajer). Dia mampu memadukan kebutuhan-kebutuhan produksi dengan kebutuhan orang-orang secara individu.

- Pada Grid 1.9, Gaya kepemimpinan dari manajer iti ialah mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk memikirkan orang-orang yang bekerja dalam organisasinya. Tetapi pemikirannya mengenai produksi rendah. Manajer seperti ini dinamakan pemimpin klub (The country club management). Manajer ini berusaha menciptakan suasana lingkungan yang semua orang bias bekerja rileks, bersahabat dan bahagia dalam organisasinya.

- Pada Grid 9.1, manajer disebut sebagai manajer yang menjalankan tugas secara otokratis (autocratic task managers). Manajer semacam ini hanya mau memikirkan tentang usaha peningkatan efisiensi pelaksanaan kerja, tidak mempunyai atau hanya sedikit rasa tanggung jawabnya pada orang-orang yang bekerja dalam organisasinya.

- Pada Grid 5.5, Manajer mempunyai pemikiran yang medium baik pada produksi maupun pada orang-orang. Dia berusaha menciptakan dan membina moral orang-orang yang bekerja dalam organisasi yang dipimpinnya, dan produksi dalam tingkat yang memadai, tidak terlampau mencolok. Dia tidak menciptakan target yang tinggi sehingga sulit dicapai, dan berbaik hati mendorong orang-orang untuk bekerja lebih baik.

GOOD LUCK

Anonim mengatakan...

NAMA : ISMAIL
NIM : 1026201057
Semester : IV (ambil atas )

SIX SIGMA
Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total Quality Management ( TQM ) , sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan mehilangkan biaya. Six sigma juga disebut sistem komprehensive - maksudnya adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat - untuk mencapai dan mendukung kesuksesan bisnis. Six Sigma disebut strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan, disebut disiplin ilmu karena mengikuti model formal,yaitu DMAIC ( Define, Measure, Analyze, Improve, Control )dan alat karena digunakan bersamaan dengan yang lainnya, seperti Diagram Pareto(Pareto Chart) dan Histogram. Kesuksesan peningkatan kualitas dan kinerja bisnis, tergantung dari kemampuan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah. Kemampuan ini adalah hal fundamental dalam filosofi six sigma.
Six sigma dapat dijelaskan dalam dua perspektif, yaitu perspektif statistik dan perspektif metodologi.
[sunting] Perspektif statistik
sigma dalam statistik dikenal sebagai standar deviasi yang menyatakan nilai simpangan terhadap nilai tengah. Suatu proses dikatakan baik apabila berjalan pada suatu rentang yang disepakati. Rentang tersebut memiliki batas, batas atas atau USL (Upper Specification Limit) dan batas bawah atau LSL (Lower Specification Limit'') proses yang terjadi di luar rentang disebut cacat.
Perspektif metodologi
Six Sigma merupakan pendekatan menyeluruh untuk menyelesaikan masalah dan peningkatan proses melalui fase DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). DMAIC merupakan jantung analisis six sigma yang menjamin voice of costumer berjalan dalam keseluruhan proses sehingga produk yang dihasilkan memuaskan pelanggan.
• Define adalah fase menentukan masalah, menetapkan persyaratan-persyaratan pelanggan, mengetahui CTQ (Critical to Quality).
• Measure adalah fase mengukur tingkat kecacatan pelanggan (Y).
• Analyze adalah fase menganalisis faktor-faktor penyebab masalah/cacat (X).
• Improve adalah fase meningkatkan proses (X) dan menghilangkan faktor-faktor penyebab cacat.
• Control adalah fase mengontrol kinerja proses (X) dan menjamin cacat tidak muncul.
Faktor penting dalam implementasi Six Sigma
1. Dukungan dari Top level. Six sigma menawarkan pencapaian yang terukur yang tidak akan mampu ditolak oleh pemimpin perusahaan, yang dikerjakan oleh seorang super star yg sangat tahu apa yg harus dilakukan di bidangnya (Black Belt, Project Champion, Executive Champion).
2. Tim yang hebat. Para Executive Champion, Deployment Champions, Project Champions, Master Black Belts, Black Belts, dan Green Belts adalah orang-orang yg terlatih dengan baik untuk mengerjakan proyek Six Sigma.
3. Training yg berbeda dgn yg pernah ada. Anggota proyek Six Sigma adalah mereka yg pernah ditraining secara khusus dengan biaya antara $15,000-$25,000 per Black Belt, yg akan dibayar melalui saving yg didapat dari setiap proyek Six Sigma.
4. Alat ukur yg baru, dengan menggunakan DPMO (Defects Per Million Opportunities) yang berhubungan erat dgn Critical to Quality (CTC) yg diukur berdasarkan persepsi customer, yg bisa dibandingkan antar departemen atau divisi dalam satu perusahaan.
5. Tradisi perusahaan yg baru, yaitu mempromosikan usaha untuk melakukan peningkatan kualitas secara terus menerus.

Anonim mengatakan...

NAMA : A.RAHMAN RASYID
NIM : 1026201112
SEMESTER IV ( SEMESTER ATAS VI/SORE A)
5S (methodology)
5S adalah nama metodologi organisasi tempat kerja yang menggunakan daftar lima kata Jepang yang Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke. Diterjemahkan atau diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, mereka semua mulai dengan huruf "S". Daftar ini menjelaskan bagaimana mengatur ruang kerja untuk efisiensi dan efektivitas dengan mengidentifikasi dan menyimpan item yang digunakan, menjaga daerah dan item, dan mempertahankan orde baru. Proses pengambilan keputusan biasanya berasal dari dialog tentang standarisasi yang membangun pemahaman yang jelas antara karyawan tentang bagaimana pekerjaan harus dilakukan. Hal ini juga menanamkan kepemilikan dari proses di setiap karyawan.

Fase 5S
Ada 5 tahap utama 5S: menyortir, meluruskan, pembersihan sistematis, standardisasi, dan mempertahankan. Selain itu, ada tiga fase lain kadang-kadang dimasukkan; keselamatan, keamanan, dan kepuasan.

Sorting (Seiri)
Hilangkan semua alat yang tidak perlu, bagian, dan instruksi. Melalui semua alat, bahan, dan sebagainya di pabrik dan tempat kerja. Simpan hanya barang-barang penting dan menghilangkan apa yang tidak dibutuhkan, memprioritaskan hal-hal sesuai kebutuhan dan menjaga mereka di tempat yang mudah diakses.
Menstabilkan atau Penegakan Out (Seiton)
Harus ada tempat untuk segala sesuatu dan segala sesuatu harus pada tempatnya. Tempat untuk setiap item harus diberi label yang jelas atau dibatasi. Produk harus diatur dengan cara yang mempromosikan aliran kerja yang efisien, dengan peralatan yang paling sering digunakan yang paling mudah diakses.
Menyapu atau Cemerlang (Seiso)
Bersihkan ruang kerja dan semua peralatan, dan tetap bersih, rapi dan terorganisir. Pada akhir setiap shift, bersihkan area kerja dan pastikan semuanya dikembalikan ke tempatnya. Hal ini membuat mudah untuk mengetahui apa yang terjadi di mana dan memastikan segala sesuatu yang ada di tempatnya.
Standarisasi (Seiketsu)
Praktek kerja harus konsisten dan standar. Stasiun Semua pekerjaan untuk pekerjaan tertentu harus identik. Semua karyawan melakukan pekerjaan yang sama harus dapat bekerja di stasiun manapun dengan alat yang sama yang berada di lokasi yang sama di setiap stasiun. Semua orang harus tahu persis apa nya tanggung jawab untuk mematuhi 3 pertama S.
Mempertahankan Praktek (Shitsuke)
Memelihara dan meninjau standar. Setelah sebelumnya 4 S telah ditetapkan, mereka menjadi cara baru untuk beroperasi. Menjaga fokus pada cara baru dan tidak memungkinkan kembali penurunan bertahap ke cara lama. Sementara berpikir tentang cara baru, juga akan memikirkan cara-cara namun yang lebih baik. Ketika masalah muncul seperti perbaikan menyarankan, cara baru kerja, alat baru atau persyaratan keluaran baru, meninjau pertama 4 S dan membuat perubahan yang sesuai.
Keselamatan (Safety)
Tahap keenam, "Keselamatan", kadang-kadang ditambahkan. Ada perdebatan mengenai apakah ini termasuk keenam "S" mempromosikan keselamatan dengan menyatakan nilai ini secara eksplisit, atau jika program keamanan komprehensif menjadi terbengkalai ketika diturunkan ke satu item dalam metodologi efisiensi usaha terfokus.
Keamanan (Security)
Tahap ketujuh, "Keamanan", juga dapat ditambahkan. Untuk keamanan maksimal sebagai investasi bukan beban, ketujuh "S" mengidentifikasi dan membahas risiko untuk kategori bisnis utama termasuk aktiva tetap (PP & E), bahan, modal manusia, ekuitas merek, kekayaan intelektual, teknologi informasi, aset-in transit dan rantai pasokan diperpanjang.
Kepuasan (Satisfaction)
Sebuah fase kedelapan, "Kepuasan", dapat dimasukkan [kutipan diperlukan]. Kepuasan Karyawan dan keterlibatan dalam kegiatan perbaikan terus-menerus memastikan perbaikan akan dipertahankan dan ditingkatkan. Limbah Kedelapan - Non Dimanfaatkan Akal, Bakat, dan Sumber Daya dapat menjadi limbah yang paling merusak dari semua.

Anonim mengatakan...

Nama: Andi Firmansyah
Nim: 0926201013
kelas: VIB/sore
customer intimacy (keintiman dengan pelanggan).
Bagi perusahaan dalam kategori ini, yang paling utama adalah membangun hubungan yang intim dengan para pelanggannya; dengan harapan akan tercipta relasi yang langgeng. Banyak perusahaan di bidang perhotelan dan juga penerbangan yang melakoni strategi ini demi membangun loyalitas para pelangggannya. Harley Davidson juga amat terkenal memiliki hubungan yang luar biasa intim dengan para pemakainya; sehingga mereka bisa membangun fanatisme yang amat intens dengan jutaan penggemarnya di seluruh jagat.

Anonim mengatakan...

Nama: Andi Firmansyah
Nim:0926201013
Kelas: VIB/Sore

Terdapat tiga jurus strategi yang acapkali diaplikasikan oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia. Jurus yang pertama adalah pilihan strategi yang berorientasi pada product leadership (keunggulan produk). Perusahaan pada kategori ini selalu berupaya menciptakan produk-produk dengan kualitas premium, dan selalu one step ahead dibanding produk kompetitor. Mereka tak segan-segan mengeluarkan dana besar untuk bagian R & D-nya demi terciptanya produk yang ciamik. Intel yang terkenal dengan seri Pentium-nya mungkin contoh yang paling sempurna untuk kategori ini. Atau juga perusahaan-perusahaan adibusana seperti Louis Vuitton yang tenar dengan produk tas-nya. Dan tentu saja, kita mesti menunjuk BMW dan Ferarri, dua produsen otomotif yang selalu menciptakan produk-produk legendaris nan menawan.

Jurus strategi yang kedua adalah pilihan yang berorientasi pada operational excellence (keunggulan operasional). Bagi perusahaan dalam kategori ini, yang paling utama adalah membangun proses bisnis yang super efisien. Harapannya, dengan efisiensi proses ini, mereka mampu menekan ongkos produksi, dan ujung-ujungnya bakal mampu menjual produknya dengan harga yang lebih kompetitif. Dell, perusahaan komputer asal Texas itu, merupakan sampel yang layak disebut dalam kategori ini. Dengan model dan proses bisnis yang amat efisien, mereka mampu menciptakan produk-produk desktop dengan harga yang lebih komptetitif dibanding para pesaingnya, semacam IBM dan HP.

Jurus yang terakhir adalah pilihan strategi yang mengacu pada customer intimacy (keintiman dengan pelanggan). Bagi perusahaan dalam kategori ini, yang paling utama adalah membangun hubungan yang intim dengan para pelanggannya; dengan harapan akan tercipta relasi yang langgeng. Banyak perusahaan di bidang perhotelan dan juga penerbangan yang melakoni strategi ini demi membangun loyalitas para pelangggannya. Harley Davidson juga amat terkenal memiliki hubungan yang luar biasa intim dengan para pemakainya; sehingga mereka bisa membangun fanatisme yang amat intens dengan jutaan penggemarnya di seluruh jagat.

Tentu saja, banyak perusahaan yang juga mengkombinasikan beragam jurus itu, dan tidak hanya berfokus pada satu jurus. Honda misalnya, selain dikenal memiliki produk-produk yang unggul, juga dikenal memiliki proses bisnis yang amat efisien. Demikian juga, Singapore Airline. Selain memiliki produk penerbangan yang ciamik, mereka juga memiliki keahlian dalam membangun hubungan yang intim dengan para pelanggannya.

Demikianlah, tiga jurus strategi bisnis yang layak dikedepankan. Deretan jurus yang bila dipentaskan dengan presisi yang tinggi dijamin akan menghantarkan sang pemainnya dalam bahtera keunggulan.

Anonim mengatakan...

DAFITSON t.
TEKNIK INDUSTRI PAGI
SEMESTER VI
Nim. 0926201146

METODE KANO

A. Definisi Metode Kano
Metode kano dikembangkan oleh Dr. Noriaki Kano dari Tokyo Riko University pada tahun 1984. Menurut Widiawan K. (2004), metode Kano adalah metode yang bertujuan mengkategorikan atribut-atribut produk maupun jasa berdasarkan seberapa baik atribut tersebut mampu memuaskan kebutuhan pelanggan. Kano juga mengklasifikasikan atribut-atribut produk, baik barang maupun jasa. Atribut-atribut tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa kategori sebagai berikut :
a. Attractive / excitement needs. Pada kategori ini konsumen akan merasa lebih puas dengan meningkatnya kinerja atribut. Akan tetapi, penurunan kinerja atribut tidak akan menyebakan penurunan tingkat kepuasan.
b. One dimensional. Apabila kategori ini terpenuhi maka kepuasan pelanggan meningkat. Jika sebaliknya, akan menyebabkan menurunnya kepuasan. Dengan kata lain, tingkat kepuasan pelanggan berhubungan linier dengan kinerja atribut. Artinya, menurunnya kinerja atribut akan menurunkan pula tingkat kepuasan pelanggan.
c. Must be / basic needs. Jika layanan itu ada, pelanggan tidak meningkat kepuasannya. Sebaliknya, jika tidak ada, pelanggan tidak puas. Kategori ini merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa bagi konsumennya. Namun bila meningkatkan kinerja kategori ini, perusahaan tidak akan meningkatkan kepuasan konsumen. Walaupun kepuasan konsumen tidak akan meningkat dengan atribut-atribut pada kategori ini, tetapi atribut-atribut ini wajib dipenuhi perusahaan. Dengan kata lain, atribut tersebut harus ada pada setiap produk / jasa agar dapat diterima.
d. indifferent. Ini merupakan kategori yang tidak memberikan pengaruh pada kepuasan konsumen.
e. Reverse. Kategori ini merupakan kebalikan dari kategori one-dimensional, yaitu derajat kepuasan konsumen lebih tinggi jika layanan berlangsung tidak semestinya, bila dibandingkan kepuasan terhadap layanan yang berjalan dengan baik.
f. Questionable. Kadangkala konsumen puas / tidak puas jika layanan itu diberikan atau tidak diberikan.
Dari keenam kategori Kano tersebut yang biasanya dapat dirasakan secara nyata adalah kategori must be, one dimensional, dan attractive. Ketidaktahuan terhadap kategori atribut layanan ini dapat menimbulkan akibat negatif bagi perusahaan pemberi jasa. Jika pemberi jasa tidak menyadari bahwa keinginan konsumen berbeda-beda dan kategori pelanggan tersebut bersifat dinamis, secara spesifik atribut attractive akan menjadi one-dimensional dan akhirnya must be.

Anonim mengatakan...

DAFITSON t.
TEKNIK INDUSTRI PAGI
SEMESTER VI
Nim. 0926201146

METODE KANO
B. Keuntungan Mengklasifikasikan Kebutuhan Pelanggan dengan Metode Kano
Keuntungan yang didapat dengan mengklasifikasikan kebutuhan pelanggan menggunakan metode Kano adalah (Elmar Sauerwein, dkk, 1996) :
a. memprioritaskan pengembangan produk. Sebagai contoh, tidak akan berguna berinvestasi untuk meningkatkan atribut berkategori must be yang menrupakan kebutuhan dasar. Lebih baik meningkatkan pengaruh yang lebih besar pada penerimaan kulitas produk dan konsekuensinya meningkatkan kebutuhan pelanggan.
b. Atribut-atribut produk dapat diketahui dengan lebih baik. Kriteria produk yang mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap kepuasan pelanggan dapat diidentifikasi.
c Metode Kano memberikan bantuan yang bernilai dalam menghadapi kondisi pada tahap pengembangan produk. Jika terdapat dua atribut produk yang tidak bisa terpenuhi secara simultan, baik karena alasan teknik maupun finansial, kriteria dapat diindentifikasi tentang atribut mana yang memberikan pengaruh terbesar terhadap kepuasan konsumen.
d. Menemukan dan memenuhi kategori attractive akan menciptakan kemungkinan besar perbedaan, yakni membandingkan produk perusahaan dengan pesaing.
e. Kategori must be, one dimensional, dan attractive memiliki aturan yang berbeda yang berguna untuk menentukan segmen pelanggan dan kebutuhan tiap segmen pelanggan yang berbeda juga berbeda.
Metode Kano dapat secara optimal dikembangkan dengan metode QFD. Metode Kano digunakan untuk menentukan atau menetapkan karakteristik produk yang penting untuk terwujudnya kepuasan pelanggan. Metode ini menciptakan syarat mutlak untuk proses yang berorientasi pada kegiatan pengembangan produk yang optimal.

Anonim mengatakan...

Nama :Novri Jenita Marbun
NIM : 1026201083
Semester IV ( ambil smester atas smester VI A Sore )

Six Sigma merupakan salah satu konsep atau metode untuk membangun keunggulan dalam persaingan melalui peningkatan proses bisnis dengan mengurangi atau menghilangkan penyimpangan terhadap proses bisnis yang ada. Konsep Six Sigma diperkenalkan oleh Mikel Harry dan Richaed Shroeder dalam bukunya yang berjudul Six Sigma The Breakthrough Management Strategy Revolution The World’s Top Corporation.
Menurut konsep Six Sigma, kualitas adalah suatu bentuk usaha peningkatan nilai untuk pelanggan maupun perusahaan di dalam seluruh aspek hubungan usaha. Antara konsep Six Sigma dengan Total Quality Management (TQM) terdapat perbedaan yang mendasar, yaitu pada Total Quality Management (TQM), fokusnya adalah peningkatan operasional individual pada proses yang tidak berhubungan. Sedangkan pada Six Sigma peningkatan terjadi pada seluruh operasional proses bisnis.
Six Sigma dapat didefinisikan menurut Mikel Harry (2001) sebagai suatu proses bisnis yang memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya dengan merancang dan memantau aktivitas harian bisnis dalam mencapai kepuasan pelanggan. Six Sigma juga didefinisikan sebagai suatu sistem yang komprehensif dan fleksibel untuk mencapai, member dukungan dan memaksimalkan proses usaha, yang berfokus pada pemahaman akan kebutuhan pelanggan dengan menggunakan fakta, data serta terus menerus memperhatikan peraturan, perbaikan dan mengkaji ulang proses usaha. Tujuan dari Six Sigma tidak hanya mencapai level Sigma tertentu saja tetapi lebih pada peningkatan kemampuan perusahaan. Six Sigma akan berupaya untuk memperhatikan kesesuaian antara kinerja produk atau jasa yang dihasilkan dengan kebutuhan pelanggan.

METODOLOGI SIX SIGMA

Untuk melakukan peningkatan terus menerus menuju target Six Sigma dibutuhkan suatu pendekatan yang sistematis, berdasarkan ilmu pengetahuan dan fakta (systematic, scientific and fact based) dengan menggunakan peralatan, pelatihan dan pengukuran sehingga ekspektasi dan kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi (Simon, 2005). Saat ini terdapat dua pendekatan yang biasa digunakan dalam Six Sigma, yaitu :

1. DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve and Control)

Metodologi DMAIC digunakan saat sudah terdapat produk atau proses di perusahaan, namun belum dapat mencapai spesifikasi yang ditentukan oleh pelanggan.

a. Define, menentukan tujuan proyek dan ekspektasi pelanggan.

b. Measure, mengukur proses untuk dapat menentukan kinerja sekarang atau sebelum mengalami perbaikan.

c. Analyze, menganalisa dan menentukan akar permasalahan dari suatu cacat atau kegagalan.

d. Improve, memperbaiki proses menghilangkan atau mengurangi jumlah cacat atauu kegagalan.

e. Control, mengawasi kinerja proses yang akan datang setelah mengalamai perbaikan.

2. DMADV (Define, Measure, Analyze, Design and Verify)

Metodologi DMADV dapat digunakan pada tempat / perusahaan yang belum terdapat produk maupun proses atau pada perusahaan yang sudah memiliki produk maupun proses dan sudah dilakukan optimisasi (menggunakan DMAIC ataupun metode yang lain) namun tetap saja tidak bisa mencapai level spesifikasi yang ditetapkan berdasarkan pelanggan atau sigma level.

a. Define, menentukan tujuan proyek

b. Measure, mengukur dan memutuskan spesifikasi dan kebutuhan pelanggan.

c. Analyze, menganalisa beberapa proses pilihan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

d. Design, merancang proses secara terperinci yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
e. Verify, menguji kemampuan dan kekuatan hasil rancangan agar sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Anonim mengatakan...

NAMA : LIZISOKHI SARUMAHA
NIM : 1026201127
SEMESTER IV (AMBIL ATAS)

Brainstorming
Brainstorming adalah sebuah kreativitas kelompok teknik yang dirancang untuk menghasilkan sejumlah besar gagasan untuk solusi dari suatu masalah . Pada tahun 1953 metode dipopulerkan oleh Alex Osborn Faickney dalam sebuah buku berjudul Applied Imagination.. Osborn diusulkan bahwa kelompok-kelompok bisa kreatif mereka double output dengan brainstorming
Meskipun brainstorming telah menjadi teknik kelompok populer, bila diterapkan dalam pengaturan kelompok tradisional, peneliti tidak menemukan bukti efektivitas untuk meningkatkan baik kuantitas maupun kualitas ide-ide yang dihasilkan. Karena masalah seperti gangguan, kemalasan sosial, ketakutan evaluasi, dan produksi memblokir, kelompok brainstorming konvensional yang sedikit lebih efektif daripada jenis lain kelompok, dan mereka sebenarnya kurang efektif daripada individu yang bekerja secara independen. Dalam Encyclopedia of Creativity, Tudor Rickards , dalam entri tentang brainstorming, merangkum kontroversi dan menunjukkan bahaya produktivitas conflating dalam kerja kelompok dengan jumlah ide-ide.
Walaupun tradisional brainstorming tidak meningkatkan produktivitas kelompok (yang diukur dengan jumlah ide yang dihasilkan), masih dapat memberikan manfaat, seperti meningkatkan semangat, meningkatkan kenikmatan kerja, dan meningkatkan kerja tim. Dengan demikian, berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan brainstorming atau menggunakan variasi lebih efektif dari teknik dasar.
Profesor Olivier Toubia dari Columbia University telah melakukan penelitian yang luas di bidang generasi ide dan telah menyimpulkan bahwa insentif sangat berharga dalam konteks brainstorming.
Dari upaya-upaya untuk meningkatkan brainstorming, brainstorming elektronik menonjol Terutama melalui anonymization dan paralelisasi input, elektronik brainstorming memberlakukan aturan dasar yang efektif brainstorming dan dengan demikian menghilangkan sebagian besar atau inhibitif efek merusak kerja kelompok . Efek positif dari elektronik brainstorming menjadi lebih jelas dengan ukuran kelompok.


Aturan Dasar
Ada empat aturan dasar dalam brainstorming. ini dimaksudkan untuk mengurangi hambatan sosial antara anggota kelompok, merangsang generasi ide, dan meningkatkan kreativitas secara keseluruhan kelompok.
1. Fokus pada kuantitas: Peraturan ini merupakan sarana meningkatkan produksi berbeda, yang bertujuan untuk memfasilitasi pemecahan masalah melalui kaidah kuantitas kualitas keturunan. Asumsinya adalah bahwa semakin besar jumlah ide yang dihasilkan, semakin besar kesempatan menghasilkan solusi yang radikal dan efektif.
2. Menahan kritik: Dalam brainstorming, kritik ide yang dihasilkan harus diletakkan 'ditahan'. Sebaliknya, peserta harus fokus pada memperluas atau menambahkan ide-ide, kritik pemesanan untuk 'tahap kritis' kemudian proses. Dengan menangguhkan penilaian, peserta akan merasa bebas untuk menghasilkan ide-ide yang tidak biasa.
3. Selamat datang ide-ide yang tidak biasa: Untuk mendapatkan daftar panjang yang baik dan ide-ide, gagasan yang tidak biasa akan menyambut. Mereka dapat dihasilkan dengan melihat dari perspektif baru dan asumsi penundaan. Ini cara berpikir yang baru dapat memberikan solusi yang lebih baik.
4. Menggabungkan dan meningkatkan ide: ide yang baik dapat digabungkan untuk membentuk suatu yang baik gagasan yang lebih baik tunggal, seperti yang disarankan oleh slogan "1 +1 = 3". Hal ini diyakini untuk merangsan membangunide-ide dengan proses asosiasi ..

Anonim mengatakan...

Nama Youdi Pakasi
NIM 0926201128/VI

MINDMAP

Banyaknya pekerjaan yang harus dirampungkan kadang menjadi kendala, belum yang ini...udah ada yang itu.

Panorama semacam diatas sejatinya banyak kita alami. Ditengah belantara pekerjaan yang terus menggelontor itu, kita kemudian tak jarang kehilangan arah. Kehilangan navigasi untuk menuntut kita ke jalan yang penuh dengan aroma produktivitas dan kreativitas yang berlimpah.

Dijalan itulah kemudian kita disapa dengan sebuat metode yang disebut MIND MAP.

Mind map pada dasarnya merupakan sebuah cara untuk membantu kita membuat peta jalan secara visual. Visualisasi peta jalan ini diharapkan akan mendorong kita menghasilkan solusi pemecahan masalah dengan lebih optimal ataupun lebih kreatif.

Langkah praktis untuk membuatnya adalah seperti ini : bayangkan Anda akan melakukan sebuah proses personal development yang mampu membuat Anda makin produktif. Maka dengan mind map, langkah pertama yang Anda lakukan adalam membuat lingkaran dimana didalamnya terdapat tulisan “Personal Development”.

Lalu dari lingkaran sebagai titik sentral itu, Anda bisa membuat cabang-cabang garis baru, masing-masing dengan tema yang mendorong proses Personal Development. Misal masing-masing garis (line) itu berisikan : “Ikut Kursus Manajemen Bisnis di STTD”, “Mencari Mentor yang Berpengalaman”, “Membaca buku”, “Rajin visit ke blog pakarif dumai@” atau “Aktif mengaplikasikan teknik manajemen”.

Kemudian masing-masing garis tema itu, juga bisa dikembangkan lagi dalam cabang garis yang lebih detil. Misal dalam tema “Visit Blog Strategi”, Anda bisa membuat cabang-cabang garis (line) baru, masing-masing berisikan tulisan : “Read”, “Print the article”, “Share and Discuss”.

proses visualisasi gagasan melalui mind map ini bisa dengan mudah dilakukan di atas sehelai kertas dan cukup dengan sebuah pensil.

Manfaat dari teknik mind map ini adalah membantu kita untuk memvisualkan gagasan pemecahan masalah atau rencana kerja secara komprehensif. Dengan cara visualisasi semacam ini, otak kita didorong untuk mampu berpikir secara lebih integratif.

Jika dipetakan secara detil, maka visualisasi gagasan dalam mind map itu akan mampu menuntun kita untuk memetakan penyelesaian sebuah tugas/projek/pekerjaan dengan optimal dan cepat. Seringkali visualisasi mind map dalam satu halaman ini yang powerful ini bisa disusun hanya dalam hitungan menit.

Mind map artinya adalah “peta pikiran”. Jika dipraktekkan, mind map ini memang benar-benar akan membantu otak dan pikiran kita dalam menyusun “peta” yang komprehensif dan powerful dalam menuntaskan pekerjaan.

selamat mencoba.

Anonim mengatakan...

Nama : Marihot.H
Nim : 0926201083
Kls : SMS VI B sore
Metode : IZSY


STRATEGI PEMASARAN DENGAN METODE IZSY


Strategi Pemasaran diartikan sebagai sebuah proses yang dapat memungkinkan organisasi untuk memusatkan sumber daya yang terbatas pada peluang terbesar untuk meningkatkan penjualan dan mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Sebuah strategi pemasaran harus berpusat di sekitar konsep kunci bahwa kepuasan pelanggan adalah tujuan utama.

Sebuah strategi pemasaran seharusnya mampu mengintegrasikan tujuan pemasaran (objektif) dari suatu organisasi, kebijakan, dan urutan tindakan (taktik). Demikian pula, berbagai untaian strategi, yang mungkin mencakup periklanan, pemasaran saluran, pemasaran internet, promosi dan public relations hendaknya dapat disinergikan.

Dari berbagai macam strategi pemasaran yang ada, Metode IZSY yang dikembangkan oleh penulis mungkin dapat menjadi strategi yang tepat bagi perusahaan level micro, menengah dan macro:

1. Influence (Quality to Human)
2. Zoning (Human to Price)
3. Superiority (Price to Advertisement)
4. Yield (Advertisement to Quality)

Berdasarkan metode IZSY, seorang pakar strategi pemasaran dihadapkan pada 4 faktor penentu utama dalam hal pemasaran, yakni:

1. Human, menekankan kepada kualitas sumber daya manusia yang akan memasarkan suatu produk atau jasa tertentu.

2. Price, menekankan kepada harga produk atau jasa yang dipasarkan.

3. Advertisement, menekankan kepada pemasaran suatu produk atau jasa melalui iklan.

4. Quality, menekankan kepada kualitas dari produk atau jasa yang ditawarkan.


Faktor Quality dan Price disebut sebagai Determination (Penentu) sedangkan faktor Human dan Advertisement disebut sebagai Motion (Penggerak).

Metode IZSY mencoba untuk menggarisbawahi pada satu atau beberapa kendala yang harus segera diatasi ketika seorang pakar pemasaran mencoba memasarkan produknya dengan mengandalkan satu atau beberapa dari 4 faktor di atas.


Dengan menggunakan metode IZSY diharapkan para pakar pemasaran dapat mengetahui kendala yang akan dihadapi dari pemilihan penekanan pada satu atau beberapa penentu pemasaran suatu produk dan menggunakan langkah-langkah preventif untuk mengatasi kendala tersebut yang dapat dikombinasikan pula strategi-strategi pemasaran yang telah lebih dulu dicetuskan seperti market dominance strategy, porter generic strategies, innovation strategies, growth strategies dan lainnya.

terima kasih....smoga bermanfaat.

Anonim mengatakan...

BVVVVVVV

Anonim mengatakan...

nama, andrew alpius
nim,0926201016
T.industri
SMESTER 6/SORE B

SISTEM MANAJEMEN EXCELENT

sistem manajemen ini dalh merupakan sisti manjemen yang sngat mengutamakan kesempurnaan dari hasil yng akan di capai baik melihat dai segi hasil,ketepatan waktu,dan biaya

sistem manajemen ini tahun kemaren di terap kn pada proses TA/RU II dumai,
dari hasil yang saya lihat,ketika saya juga ikut dlm proses itu
hasil dari sistim mana jemen tersebut sangat lah memuas kan,

Anonim mengatakan...

NAMA ANDREW ALPIUS
NIM 0926201016
T,INDUSTRI
SMESTER VI/SORE

SISTEM MANAJEMEN EXCELENT

sistem manajemen ini dalh merupakan sisti manjemen yang sngat mengutamakan kesempurnaan dari hasil yng akan di capai baik melihat dai segi hasil,ketepatan waktu,dan biaya

mana jemen ini juga sngat memperhatikan proses yg sedang berlangsung,pada sebuah aktifitas dalam rangka mencapai sebuah hasil yang memuaskan,

mana jemen ini juga pernah di pakai pada proses,TA RU II/DUMAI
pada tahun 2011,

Anonim mengatakan...

NAMA :ABDUL MUIN
NIM :0926201003
JURUSAN:T.INDUSTRI/VI B SORE

TQM
Total quality manajemen(TQM)atau manajemen waktu menyeluruh adalah suatu konsep manajemen yang telah dikembangkan sejak lima puluh tahun lalu dari berbagai praktek manajemen serta usaha peningkatan dan pengembanagan produktivitas dimasa lampau. litevatur manajemen bervokus pada fungsi fungsi kontrol kelembagaan,termasuk perencanaan,pengorganisasian,perekrutan staf,pemberian arahan,penugasan,strukturisasi dan penyusunan anggaran.Konsep manajemen ini membuka jalan menuju pradigma berpikir baru yang memberi penekanan pada kepuasan pelanggan,inovasi dan peningkatan mutu pelayanan secara kesinambungan. Faktor faktor yang menyebabkan lahirnya perubahan pradigma adalah menajamnya persaingan,ketidak puasan pelanggan terhadap mutu pelayanan dan produk,pemotongan anggaran serta krisis ekonomi. Meskipun TQM berasal dari model model perusahan dan industri namun kini penggunaannya telah merambah struktur manajemen baik dilembaga pemerintahan maupun lembaga nirlaba.

Anonim mengatakan...

NAMA:RICO
NIM:08=926201100
PRODY:TID
JuS IN TIME merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki impilkasi penting dalam manajemen biaya.
Ide dasar JIT sangat sederhana, yaitu produksi hanya apabila ada permintaan (pull system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta dan hanya sebesar kuatitas yang diminta. Filosofi JIT digunakan pertama kali oleh Toyota dan kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur dijepang .
Bila JIT merupakan suatau filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan.
Sasaran utama JIT adalah menngkatkan produktivitas system produksi atau opersi dengan cara nenghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menembah nilai bagi suatui produk.
Just in Time (JIT) mendasakan pada delapan kunci utama, yaitu
:
1. Menghasilakn produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.
2. Memproduksi dengan jumlah kecil
3. Menghilangkan pemborodan
4. Memperbaiki aliran produksi
5. Menyempurnakan kualitas produk
6. Orang-orang yang tanggap
7. Menghilangkan ketidakpastian
8. Penekananan pada pemeliharaan jangka panjang.
Persyaratan-persyaratan JIT
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pemerapan JIT:
1. Organisasi Pabrik : Pabrik dengan sisitem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi.
2. Pelatihan/Tim/keterampilan : JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan system tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahanyang dilakukan dari system tradisional dan bagaimana cara kerja JIT yaitu 1. Membentuk Aliran/Penyederhanaan : Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan masalah awal. 2. Kanbal Pull System : Kanbal merupakan system manajemen suatu pengendalian perusahaan, karena itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu diperhatikan. 3. Jangan mengirim produk rusak ke prosess berikutnya. 4. Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan. 5. Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya. 6. Meratakan beban produksi. 7. Menaati instruktur kanban pada saat fine tuning. 8. Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses.
3. Visibiltas/ pengendalian visual : Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan system visual. Melacaknya apa yang terjadi dalam system tradisional sulit dilakukan karena para karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang dalam prosess dan banyak rute produksi yang saling bersilangan.
4.Eliminasi Kemacetan : Untuk menghapus kemcetan, baik dalam fase setup maupun dalam masa produksi, perlu dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi silang. Tim ini terdiri dari berabagi departemen, seperti perekayasaan, manufaktur, keuangan dan departemen lainnya yang relevan.
5. Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup : Ukuran lot yang ideal bukan ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang terkecil. Pendekatan ini pendekatan ini esuai bila nesin-mesin digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau komponen yang berbeda yang digunakan proses berikutnya dalam tahap produksi.
6. Total Productive Maintance : TPM merupakan suatu keharusan dalam sisitem JIT. Mesi-mesin membersihkan dan diberi pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin tersebut.
7. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC), Dan Perbaikan Berkesinambungan.

Anonim mengatakan...

NAMA:RICO
TID
JuS IN TIME merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki impilkasi penting dalam manajemen biaya.
Ide dasar JIT sangat sederhana, yaitu produksi hanya apabila ada permintaan (pull system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta dan hanya sebesar kuatitas yang diminta. Filosofi JIT digunakan pertama kali oleh Toyota dan kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur dijepang .
Bila JIT merupakan suatau filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan.
Sasaran utama JIT adalah menngkatkan produktivitas system produksi atau opersi dengan cara nenghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menembah nilai bagi suatui produk.
Just in Time (JIT) mendasakan pada delapan kunci utama, yaitu
:
1. Menghasilakn produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.
2. Memproduksi dengan jumlah kecil
3. Menghilangkan pemborodan
4. Memperbaiki aliran produksi
5. Menyempurnakan kualitas produk
6. Orang-orang yang tanggap
7. Menghilangkan ketidakpastian
8. Penekananan pada pemeliharaan jangka panjang.
Persyaratan-persyaratan JIT
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pemerapan JIT:
1. Organisasi Pabrik : Pabrik dengan sisitem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi.
2. Pelatihan/Tim/keterampilan : JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan system tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahanyang dilakukan dari system tradisional dan bagaimana cara kerja JIT yaitu 1. Membentuk Aliran/Penyederhanaan : Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan masalah awal. 2. Kanbal Pull System : Kanbal merupakan system manajemen suatu pengendalian perusahaan, karena itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu diperhatikan. 3. Jangan mengirim produk rusak ke prosess berikutnya. 4. Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan. 5. Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya. 6. Meratakan beban produksi. 7. Menaati instruktur kanban pada saat fine tuning. 8. Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses.
3. Visibiltas/ pengendalian visual : Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan system visual. Melacaknya apa yang terjadi dalam system tradisional sulit dilakukan karena para karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang dalam prosess dan banyak rute produksi yang saling bersilangan.
4. Eliminasi Kemacetan : Untuk menghapus kemcetan, baik dalam fase setup maupun dalam masa produksi, perlu dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi silang. Tim ini terdiri dari berabagi departemen, seperti perekayasaan, manufaktur, keuangan dan departemen lainnya yang relevan.
5. Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup : Ukuran lot yang ideal bukan ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang terkecil. Pendekatan ini pendekatan ini esuai bila nesin-mesin digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau komponen yang berbeda yang digunakan proses berikutnya dalam tahap produksi.
6. Total Productive Maintance : TPM merupakan suatu keharusan dalam sisitem JIT. Mesi-mesin membersihkan dan diberi pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin tersebut.
7. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC), Dan Perbaikan Berkesinambungan.

Anonim mengatakan...

NAMA : HERU AGUSNO
NIM : 0926201062
JURUSAN T.INDUSTRI SEMESTER 6 SORE A



Macam-Macam Strategi Manajemen
I. KONSEP STARTEGI
Pada bab ini, kami akan mengeksplorasimanajemen strategiyang dianggap sebagai satu tipespesifik dari suatu perencanaan. Misalnya, jika ada minimal 2 perusahaan yang beroperasidengan produk (barang dan jasa) yang sama, maka salah satu di antaranya ingin keluar sebagai pemenang dalam persaingan bisnisnya. Sebagai pemenang dalam dunia bisnisseringkali diartikan mendapat pangsa pasar
(market share)
terbesar yang nantinya akanmempunyai kekuatan monopoli dan jika monopoli dilarang oleh pemerintah, maka minimal perusahaan tersebut menjadi perusahaan berstatus pemimpin atau penentu harga
(price setter atau price leader)
.Masing-masing pihak akan selalu berusaha untuk memenangkan persaingan dan melakukananalisis tentang kekuatan
(strength)
, kelemahan
(weakness)
, peluang
(opportunity)
danancaman
(threats)
satu sama lain. Kelemahan dirinya dan ancaman dari perusahaan pesaingakan selalu dianalisis dan diantisipasi yang kemudian akan diperbaiki agar tidak mudahdiserang atau ditundukkan oleh perusahaan pesaing.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa inti dari manajemen strategi adalahmemenangkan persaingan. Karena manajemen strategi selalu berusaha memenangkan persaingan, maka mau tidak mau perusahaan harus senantiasa menganalisis diri danmemperbaiki diri agar tampil lebih baik dari perusahaan pesaing.
A. Apa Itu Strategi?
 Menurut KBBI, strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsauntuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang maupun damai.

 Secara eksplisit, strategi adalah rencana tindakan yang menjabarkan alokasi sumber dayadan aktivitas lain untuk menanggapi lingkungan dan membantu organisasi mencapaisasarannya.

 Intinya strategi adalah pilihan untuk melakukan aktivitas yang berbeda atau untuk melaksanakan aktivitas dengan cara berbeda dari pesaingnya.
B. Apakah Manajemen Strategi?
 Manajemen strategi
(strategic management)
adalah seperangkat keputusan dan tindakanyang digunakan untuk memformulasikan dan mengimplementasikan strategi-strategi yang berdaya saing tinggi dan sesuai bagi perusahaandan lingkungannya untuk mencapai sasaranorganisasi. Beberapa pertanyaan yang sering diajukan para manajer seperti:1) Perubahan dan tren apa yang terjadi pada lingkungan yang kompetitif?
2) Siapakah konsumen kita?3) Produk atau pelayanan apa yang seharusnya kita tawarkan?4) Bagaimana kita dapat menawarkan produk dan pelayanan seefisien mungkin?Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas dapat membantu manajer membuat pilihanmengenai bagaimana memposisikan organisasi yang penuh dengan perusahaan pesaing.
C
. Tujuan Manajemen Strategi
 Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang dipilih secara efektif dan efisien. Mengevaluasi kinerja, meninjau dan mengkaji ulang situasi serta melakukan berbagai penyesuaian dan koreksi jika terdapat penyimpangan di dalam pelaksanaan strategi. Senantiasa memperbarui strategi yang dirumuskan agar sesuai dengan perkembanganlingkungan eksternal. Senantiasa meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bisnis yang ada. Senantiasa melakukan inovasi atas produk agar selalu sesuai dengan selera konsumen.
D. Manfaat Manajemen Strategi
 Aktivitas formulasi strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan dalammenyelesaikan masalah yang dihadapi perusahaan.

 Proses manajemen strategi akan memberikan hasil keputusan terbaik dikarenakan interaksikelompok mengumpulkan berbagai strategi yang lebih besar. Keterlibatan karyawan di dalam formulasi strategi akan dapat memperbaiki pengertianmereka atas penghargaan produktivitas di dalam setiap perencanaan strategi dan dengandemikian dapat mempertinggi motivasi kerja mereka. Penerapan manajemen strategi membuat manajemen perusahaan menjadi lebih pekaterhadap ancaman yang datang dari luar perusahaan.

Anonim mengatakan...

NAMA : HERU AGUSNO
NIM : 0926201062
JURUSAN T.INDUSTRI SEMESTER 6 SORE A



Macam-Macam Strategi Manajemen
I. KONSEP STARTEGI
Pada bab ini, kami akan mengeksplorasimanajemen strategiyang dianggap sebagai satu tipespesifik dari suatu perencanaan. Misalnya, jika ada minimal 2 perusahaan yang beroperasidengan produk (barang dan jasa) yang sama, maka salah satu di antaranya ingin keluar sebagai pemenang dalam persaingan bisnisnya. Sebagai pemenang dalam dunia bisnisseringkali diartikan mendapat pangsa pasar
(market share)
terbesar yang nantinya akanmempunyai kekuatan monopoli dan jika monopoli dilarang oleh pemerintah, maka minimal perusahaan tersebut menjadi perusahaan berstatus pemimpin atau penentu harga
(price setter atau price leader)
.Masing-masing pihak akan selalu berusaha untuk memenangkan persaingan dan melakukananalisis tentang kekuatan
(strength)
, kelemahan
(weakness)
, peluang
(opportunity)
danancaman
(threats)
satu sama lain. Kelemahan dirinya dan ancaman dari perusahaan pesaingakan selalu dianalisis dan diantisipasi yang kemudian akan diperbaiki agar tidak mudahdiserang atau ditundukkan oleh perusahaan pesaing.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa inti dari manajemen strategi adalahmemenangkan persaingan. Karena manajemen strategi selalu berusaha memenangkan persaingan, maka mau tidak mau perusahaan harus senantiasa menganalisis diri danmemperbaiki diri agar tampil lebih baik dari perusahaan pesaing.
A. Apa Itu Strategi?
 Menurut KBBI, strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsauntuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang maupun damai.

 Secara eksplisit, strategi adalah rencana tindakan yang menjabarkan alokasi sumber dayadan aktivitas lain untuk menanggapi lingkungan dan membantu organisasi mencapaisasarannya.

 Intinya strategi adalah pilihan untuk melakukan aktivitas yang berbeda atau untuk melaksanakan aktivitas dengan cara berbeda dari pesaingnya.
B. Apakah Manajemen Strategi?
 Manajemen strategi
(strategic management)
adalah seperangkat keputusan dan tindakanyang digunakan untuk memformulasikan dan mengimplementasikan strategi-strategi yang berdaya saing tinggi dan sesuai bagi perusahaandan lingkungannya untuk mencapai sasaranorganisasi. Beberapa pertanyaan yang sering diajukan para manajer seperti:1) Perubahan dan tren apa yang terjadi pada lingkungan yang kompetitif?
2) Siapakah konsumen kita?3) Produk atau pelayanan apa yang seharusnya kita tawarkan?4) Bagaimana kita dapat menawarkan produk dan pelayanan seefisien mungkin?Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas dapat membantu manajer membuat pilihanmengenai bagaimana memposisikan organisasi yang penuh dengan perusahaan pesaing.
C
. Tujuan Manajemen Strategi
 Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang dipilih secara efektif dan efisien. Mengevaluasi kinerja, meninjau dan mengkaji ulang situasi serta melakukan berbagai penyesuaian dan koreksi jika terdapat penyimpangan di dalam pelaksanaan strategi. Senantiasa memperbarui strategi yang dirumuskan agar sesuai dengan perkembanganlingkungan eksternal. Senantiasa meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bisnis yang ada. Senantiasa melakukan inovasi atas produk agar selalu sesuai dengan selera konsumen.
D. Manfaat Manajemen Strategi
 Aktivitas formulasi strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan dalammenyelesaikan masalah yang dihadapi perusahaan.

 Proses manajemen strategi akan memberikan hasil keputusan terbaik dikarenakan interaksikelompok mengumpulkan berbagai strategi yang lebih besar. Keterlibatan karyawan di dalam formulasi strategi akan dapat memperbaiki pengertianmereka atas penghargaan produktivitas di dalam setiap perencanaan strategi dan dengandemikian dapat mempertinggi motivasi kerja mereka. Penerapan manajemen strategi membuat manajemen perusahaan menjadi lebih pekaterhadap ancaman yang datang dari luar perusahaan.

Anonim mengatakan...

NAMA : MUSLIM
NIM :0926201091
JURUSAN : T. INDUSTRI
SMESTER : VI SORE A

Teknik industri (dalam bahasa Iggris, industrial engineering) adalah suatu teknik yang mencakup bidang desain, perbaikan, dan pemasangan dari sistem integral yang terdiri dari manusia, bahan-bahan, informasi, peralatan dan energi. Hal ini digambarkan sebagai pengetahuan dan keterampilan yang spesifik pada matematika, fisika, dan ilmu-ilmu sosial bersama dengan prinsip dan metode dari analisis keteknikan dan desain untuk mengkhususkan, memprediksi, dan mengevaluasi hasil yang akan dicapai dari suatu sistem. Bidang garapan teknik industri adalah sistem integral yang terdiri dari manusia, material/bahan, informasi, peralatan, dan energi. Dasar keilmuan teknik industri multidisiplin, karena teknik industri tidak hanya bertumpu pada ilmu matematika dan fisika, tetapi juga ilmu sosial dan manajemen.
Peran
Teknik industri terintegrasi dalam 4 sistem yaitu manusia, material, peralatan dan energi. Hal ini menunjukkan semua sistem yang harus memproduksi atau meningkatkan nilai tambah, baik berupa barang maupun jasa. Oleh karena itu, seorang teknik industri mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengolah 4 sistem tersebut. Peran-peran seorang teknik industri adalah:
1. Merancang
Merancang menunjukkan kemampuan kreatif mengkombinasikan pengetahuan yang telah dimiliki ke dalam sebuah rancangan sistem. Sistem ini dapat berupa pula merancangan sistem solusi, yaitu rancangan solusi yang multidisiplin, multiapproach dan multidimensi. Itulah sebabnya banyak lulusan teknik industri yang bekerja pada bidang konsultasi.
2. Meningkatkan
Meningkatkan dapat diartikan sebagai manajemen. Pakar manajemen mengatakan bahwa terdapat perbedaan antara administrasi dan manajemen. Administrasi berorientasi untuk mengerjakan hal yang sama terus menerus secara tepat dan teratur, sedangkan manajemen bermakna ada peningkatan yang harus dilakukan. Berdasarkan definisi ini tentunya manajemen menunjukkan kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah, karena inti dari peningkatan adalah kemampuan memecahkan masalah. Sistem ini mencakup kemampuan analisa, kemampuan manajemen proyek, berpikir secara sistematis, sehingga berguna dalam memecahkan masalah.
3. Menginstalasi
Menginstalasi menunjukkan kemampuan untuk melakukan pendefinisian langkah-langkah yang dibutuhkan untuk melakukan instalasi terhadap rancangan sistem. Menginstalasi memaksa seorang teknik industri untuk berpikir jauh kedepan dalam merancang dan meningkatkan sistem. Dalam 7 kebiasaan manusia efektif, konsep ini dikenal sebagai mulailah dari hasil akhir yang diinginkan (Begin With the End in Mind). Konsep ini merupakan perancangan yang sudah memasukkan unsur kemudahan pemeliharaan, pembuatan, bahkan pengontrolan kualitas sehingga produk dapat lebih cepat diterima oleh pasar dalam kualitas optimal.

Anonim mengatakan...

NAMA: ALRIPANDI
NIM: 0926201012
SMTR: IV (ENAM) SORE A

MANAJEMEN PROYEK :
Inisiasi adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk dapat mencapai tujuan-tujuan proyek. Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan unik,[1] dan pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah. Proyek selalu bersifat sementara atau temporer dan sangat kontras dengan bisnis pada umumnya (Operasi-Produksi)[2], dimana Operasi-Produksi mempunyai sifat perulangan (repetitif), dan aktifitasnya biasanya bersifat permanen atau mungkin semi permanen untuk menghasilkan produk atau layanan (jasa/servis). Pada prakteknya, tipe manajemen pada kedua sistem ini sering berbeda, dengan kemampuan teknis dan keputusan manajemen strategis yang spesifik.

Tantangan utama sebuah proyek adalah mencapai sasaran-sasaran dan tujuan proyek dengan menyadari adanya batasan-batasan yang telah dipahami sebelumnya. [3] Pada umumnya batasan-batasan itu adalah ruang lingkup pekerjaan, waktu pekerjaan dan anggaran pekerjaan. Dan hal ini biasanya disebut dengan "triple constrains" atau "tiga batasan". Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan harkat dan martabat individu dalam menjalankan proyek, maka batasan ini kemudian berkembang dengan ditambahkan dengan batasan keempat yaitu faktor keselamatan. Tantangan selanjutnya adalah bagaimana mengoptimasikan dan pengalokasian semua sumber daya dan mengintegrasikannya untuk mencapai tujuan proyek yang telah ditentukan.
SEJARAH
Tidak ditemukan sumber yang pasti mengenai bagaimana sejarah manajemen proyek yang sebenarnya. Namun, bukti terhadap diimplementasikannya ilmu manajemen proyek sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya piramid raksasa di kota Mesir. Piramida yang secara umum merupakan sebuah bangunan yang berfungsi sebagai makam raja-raja dan juga sebagai sarana tempat peribadahan, merupakan bukti yang paling menakjubkan dari penerapan ilmu manajemen proyek pada masa lalu. Pembangunan piramid yang tidak dilakukan sembarangan membuktikan bahwa desain dari setiap sudut bangunan diperhitungkan dengan sangat teliti. Hampir setiap piramid dibangun dengan memperhitungkan jarak piramid dengan matahari, karena matahari merupakan elemen terpenting bagi kehidupan masyarakat kuno. Pembangunan piramid ini tidak mungkin dapat terlaksana jika tidak ada orang yang melakukan perencanaan, pengorganisasian dan menggerakkan para pekerja serta melakukan pengontrolan dalam pembangunannya. Dan sejarah pun mencatat bahwa bangsa Indonesia juga mempunyai catatan gemilang dalam Manajemen Proyek, salah satunya adalah Borobudur yang dibangun pada kurun waktu antara 760 dan 830 AD pada masa puncak kejayaan wangsa Syailendra di Jawa Tengah.

Anonim mengatakan...

NAMA : ELISON ARITONANG
NIM : 0926201044
SMATR : VI (ENAM) SORE A


Tidak ditemukan sumber yang pasti mengenai bagaimana sejarah manajemen proyek yang sebenarnya. Namun, bukti terhadap diimplementasikannya ilmu manajemen proyek sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya piramid raksasa di kota Mesir. Piramida yang secara umum merupakan sebuah bangunan yang berfungsi sebagai makam raja-raja dan juga sebagai sarana tempat peribadahan, merupakan bukti yang paling menakjubkan dari penerapan ilmu manajemen proyek pada masa lalu. Pembangunan piramid yang tidak dilakukan sembarangan membuktikan bahwa desain dari setiap sudut bangunan diperhitungkan dengan sangat teliti. Hampir setiap piramid dibangun dengan memperhitungkan jarak piramid dengan matahari, karena matahari merupakan elemen terpenting bagi kehidupan masyarakat kuno. Pembangunan piramid ini tidak mungkin dapat terlaksana jika tidak ada orang yang melakukan perencanaan, pengorganisasian dan menggerakkan para pekerja serta melakukan pengontrolan dalam pembangunannya. Dan sejarah pun mencatat bahwa bangsa Indonesia juga mempunyai catatan gemilang dalam Manajemen Proyek, salah satunya adalah Borobudur yang dibangun pada kurun waktu antara 760 dan 830 AD pada masa puncak kejayaan wangsa Syailendra di Jawa Tengah.

Anonim mengatakan...

NAMA;ANDRO BRESTON
NIM ;0926201018
JURUSAN;TEKNIK INDUSTRi

TATA LETAK PABRIK

Tata letak pabrik meruipakan suatu landasan utama dalam dunia industri. Tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dan efektivitas kegiatan produksi dan dalam beberapa hal akanjuga menjaga kelangsungan hidup atau keberhasila suatu perusahaan. Peralatan produksi yang canggih dan mahal harganya akan tidak berarti apa-apa akibat perencanaan tata letak yang sembarangan saja. Karena aktivitas produksi suatu industri secara normal harus berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dengan tata letak yang tidak berubah-rubah, maka kekeliruan yang dibuat dalam perencanaan tata letak ini akan menyebabkan kerugian yang tidak kecil.

Apa tujuan dan Manfaat Pengaturan Tata Letak Pabrik ?

Bila ditinjau secara umum, tujuan utama dari tata letak pabrik ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi, aman dan nyaman sehingga akan dapat meningkatkan moral kerja yang baik dari operator.

Adapun pengaturan tata letak pabrik yang baik akan memberikan manfaat dalam system produksi, antara lain :

Menaikkan output produksi

Mengurangi waktu tunggu

Mengurangi proses pemindahan bahan

Penghematan penggunaan area (produksi, gudang, service, dsb)

Peningkatan pendaya gunaan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas produksi

Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran

Memperbaiki moral dan kepuasaan kerja

dan lain-lain

yang pada dasarnya kesemuanya itu akan bias meningkatkan produktivitas kerja dan mengurangi biaya operasi, dapat diperoleh harga produk yang rendah, sehinga mampu bersaing di pasar bebas

Anonim mengatakan...

NAMA : SELAMAT
NIM : 0926201112
JURUSAN : T.INDUSTRI
SMESTER : VI SORE A

A. Pengantar
Ilmu manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak langsung. Baik di sadarai ataupun tidak disadari. Ilmu manajemen ilmiah timbul pada sekitar awal abad ke 20 di benua Eropa barat dan Amerika. Dimana di negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi yang dikenal dengan nama revolusi industri. Yaitu perubahan-berubahan dalam pengelolaan produksi yang efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan manusia sudah semakin banyak dan beragama sejenisnya.
Sekarang timbul suatu pertanyaan “siapa sajakah yang sebenarnya memakai manajemen “ apakah hanya digunakan di perusahaan saja atau apakah di pemerintahan saja. Manajemen diperlukan dalam segala bidang. Bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan. Dimana orang-orang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

B. Definisi Manajemen
Mendefinisikan manajemen ada berbagai ragam, ada yang mengartikan dengan ketatalaksanaan, manajemen pengurusan dan lain sebagainya. Pengertian manajemen dapat dilihat dari tiga pengertian.
1. Manajemen sebagai suatu proses
2. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia
3. Manajemen sebagai ilmu ( science ) dan sebagai seni
Manajemen sebagai suatu proses. Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari pengertian menurut :
1. Encylopedia of the social science, yaitu suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu dilaksanakan dan diawasi.
2. Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan
3. Georgy R. Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang lain.
Manajemen sebagai kolektivitas yaitu merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kolektivitas atau kumpulan orang-orang inilah yang disebut dengan manajemen, sedang orang yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya suatu tujuan atau berjalannya aktivitas manajemen disebut Manajer.
Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni, melihat bagaimana aktivitas manajemen dihubungkan dengan prinsip-prinsip dari manajemen. Pengertian manajemen sebagai suatu ilmu dan seni dari :
1. Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudul The function of the executive, bahwa manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan Geroge R. Terry.
2. Marry Parker Follett menyatakan bahwa manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Dari devinisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen yaitu koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Anonim mengatakan...

NAMA:AGUS IRWANTO
NIM:0926201007
JURASAN:T.INDUSTRI
SEMESRER 6 SORE B

CUSTOMER FOKUS
Pengeian Cystomer fokus Adalah;Fokus Kepada Pelanggan Atau Kegiatan Kegiatan yang dilaksanakan Smua Perusahaan Untuk mengetahui secara langsung produk dan kualitas pelayanan atau pemenuhan kebutuhan pelanggan untuk dapat mencapai kepuasan pelanggan terbaik yang di berikan olrh Perusahaan.

TUJUAN KEGIATAN CUSTOMER FOKUS

1:Meningkatkan nilai jual sutu barangoleh perusahaan.

2:meningkatkan kualitas pelayanan sutu perusahaan.

3Memberikan informasi kwpada pelanggan.

4:Mengumpulkan suara para pelanggan.

5:membuat pelanggan agar menyampaikan keluhan nya.

DEMIKIANLAH YANG DAPAT SAYA SAMPAIKAN,LEBIH DAN KURANG SAYA MOHON MAAF.........

Anonim mengatakan...

Nama : said Gaza
NIM : 0926201108

Sistem Kanban

Produksi Just In Time yang paling dikenal adalah berdasarkan kartu kanban yang dikembangkan oleh Toyota. Kanban berasal dari kata Jepang yang berarti tanda. Namun dalam konteks operasional dijelaskan bahwa kanban adalah suatu kartu yang digunakan untuk mewadahi kebutuhan bahan suku cadang dalm proses operasi. Sistem kanban adalah sistem informasi yang secara serasi mengendalikan produksi produk yang dalam jumlah yang diperlukan pada waktu yang diperlukan dalam setiap proses (Monden, 2000).
Dalam sistem produksi JIT, sistem kanban didukung oleh hal-hal sebagai berikut (Monden, 2000):

1. Pelancaran produksi
2. Pembakuan pekerjaan
3. Pengurangan waktu penyiapan
4. Aktivitas perbaikan
5. Rancangan tata ruang mesin
6. Autonomasi

Jenis Kanban
Jenis kanban yang sering digunakan adalah kanban pengambilan dan kanban perintah produksi. Kanban pengambilan menspesifikasikan jenis dan jumlah produk yang harus diambil dari proses terdahulu oleh proses berikutnya, sementara kanban perintah produksi menspesifikasikan jenis dan jumlah produk yang harus dihasilkan oleh proses terdahulu.
Ada beberapa jenis kanban lain, di antaranya adalah:

1. Kanban pemasok (subkontraktor), yaitu kanban yang berisi perintah yang meminta pemasok atau subkontraktor untuk mengirimkan suku cadang.
2. Kanban pemberi tanda. Kanban pemberi tanda digunakan untukmenetapkan spesifikasi produksi lot dalam pengecoran cetakan, pelubang tekan, atau proses tempaan. Kanban ini ditempelkan pada suatu kotak dalam lot. Kalau pengambilan mencapai kotak yang ditempeli kanban ini, instruksi produksi harus digerakkan.

Anonim mengatakan...

Nama : Etjun Yasprika
NIM : 0926201046
Teknik Industri Pagi smster 6

Line Balancing

Line Balancing dalah proses penyeimbangan lintasan produksi terutama dalam proses Produksi perakitan. Kesimbangan lintasan perakitan adlah proses penempatan pekerjaan pada stasiun kerja (SK) sehingga target laju produksi dapat terpenuhi.
Umumnya satu operator akan ditugaskan untuk satu stasiun krja. Jika didapati pada slh satu stasiun kerja memiliki beban kerja yang tidak sama dngan stasiun krja yang lain, makadikatakan bhwa setsiun rja tidak simbang. Dalam keadaan seprti ini akan mengkibatkanproses produksi menjadi terhambat karena stasiun kerja yang lain hrus menunggu prosesselesai.
Lintas produksi yang fisien dalah lintas produksi yang dapat memenuhi target laju
Output dengan jumlah SK yang minum artinya bahwa jumlah operator juga minimum. Pengaturan (penempatan)
Pekerjaan padaSK diatas perakitan tergantung pada :
• Ukuran part yang akan dirakit
• Precedence requirement
• Luas lantai yang tersedia
• Elemen kerja
• Sifat pekerjaan yang akan dilakukan

Tujuan Line Balancing
Ada 3 tujuan yang menjadi ciri utama sebagai berikut :
a. Menjaga keseimbangan lintaan pada semua stasiun kerja
b. Menjaga kelancaran lintasan produksi pada proses produksi di ata lintasan perakitan
3. Keseimbangan lintasan
keseimbangan lintasan adalah kombinasi elemen – elemen kerja sehingga jumlah waktu dari elemen – elemen kerja masing – masing stasiun sama dengan waktu siklus (CT)

Anonim mengatakan...

Nama : Khairunnizam
Teknik Industri Pagi semestr 6


SISTEM DISTRIBUSI ‘DORONG’ DAN ‘TARIK’


1. Sistem Distribusi Tarik.
Dalam sistem ini, tiap pusat distribusi regional atau lokal bertindak sendiri-sendiri secaraotonomi, tidak tergantung dari pusat distribusi lokal atau regional lainnya. Pusat inimenghitung perkiraan kebutuhan/ penjualan, persediaan di tangan, persediaanpengaman, waktu pemesanan, dan semua komponen lain yang ada dalam matriks. Atasdasar itu, pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat kepada pusat induk distribusi.Dengan demikian, pusat induk distribusi bersifat pasif, hanya bertindak apabila adapesanan dari pusat distribusi regional atau lokal. Pusat induk tidak mengetahui berapakebutuhan yang akan datang, sampai datangnya pesanan dari pusat distribusi yang lebihbawah tersebut. Sering kali ini menimbulkan kesulitan apabila tiba-tiba ada pesanandalam jumlah besar sekali, yang di atas rata-rata atau rutin, atau untuk beberapa waktutidak ada pesanan sama sekali. Yang pertama berpotensi menimbulkan kehabisanpersediaan dan yang kedua berpotensi menimbulkan persediaan lebih atau surplus.Dalam sistem ini, biasanya pusat distribusi lokal kurang memperdulikan kebutuhan pusatinduk distribusi mengenai perencanaan pengadaan persediaan dan mengasumsikan,bahwa persediaan selalu ada. Jadi komunikasi hanya berjalan satu arah, yaitu dari bawahke atas.Pusat induk distribusi dapat berusaha mengantisipasi kebutuhan pusat regional dan lokaldengan perhitungan kebutuhan rata-rata per periode waktu, namun dalam praktek, seringkali tidak ekonomis, apalagi bila permintaan atau kebutuhan bersifat sangat fluktuatif dantidak tetap.

2. Sistem Distribusi Dorong.
Seperti dijelaskan di atas, sistem ini adalah kebalikan dari sistem distribusi ‘tarik’.Pengiriman dari pusat induk distribusi ke pusat distribusi regional atau lokal dihitung danditentukan oleh pusat induk distribusi. Perhitungan ini didasarkan atas data yang ada disetiap pusat regional dan lokal, yang setiap waktu dimonitor oleh pusat induk. Dengandemikian, pusat induk dapat mengantisipasi kebutuhan yang akan datang, berdasarkandata dari pusat lokal, dan dapat proaktif melakukan perencanaan pemesanan untukmengisi persediaan kembali. Secara fisik, sering kali tidak perlu pusat induk menimbunpersediaan terlalu banyak, karena produk dapat langsung dikirim dari pabrik ke pusatregional atau lokal. Dalam sistem ini, komunikasi dilakukan secara dua arah, yaitu dariatas ke bawah dan dari bawah ke atas.Dari penjelasan singkat tersebut kiranya dapat disimpulkan bahwa sistem distribusidorong lebih cocok untuk penyediaan produk yang terbatas dan yang pemakaiannya tidakteratur, sedangkan sistem distribusi tarik lebih cocok dalam hal penyediaan produk yang
cukup banyak dan yang kebutuhannya relatif stabil. Dalam praktek, dapat juga ditempuhcara atau jalan tengah, dengan apa yang disebut sebagai
soft push distribution system,
dimana :
•Perkiraan (peramalan) kebutuhan dilakukan oleh pusat lokal.
•Perencanaan induk pemesanan dilakukan oleh pusat induk dan dapat ditelitioleh manajer pusat lokal.
•Pusat distribusi lokal dapat menerima, merubah atau menolak pemesanan yangdilakukan untuknya (atau kalau diam atau tidak ada komentar, berarti setuju)
Dipandang dari segi dependensi permintaan, maka permintaan yang sungguh-sungguhbebas dan tidak tergantung (independent demand) adalah permintaan di tingkat pusat lokal,karena melulu hanya tergantung pada kebutuhan pelanggan di sekitarnya. Sedangkanpermintaan di tingkat pusat distribusi regional dan pusat induk, lebih bersifat tergantungatau terikat (dependent demand), karena permintaan di sini tergantung dari banyak pusatdistribusi lokal, di mana masing-masing mempunyai jenis dan kategori pelanggan yangmungkin sangat berbeda dengan perbedaan tingkat kebutuhan. Di samping itu,permintaan di tingkat ini juga tergantung dari jumlah persediaan yang masih ada ditingkat pusat distribusi yang lebih bawah

Anonim mengatakan...

Nama :Zulfahri Siregar
NIM :0926201130
jurusan :Teknik industri 6 pagi

Metode network planning merupakan model yang digunakan untuk merencanakan rangkaian kegiatan dalam suatu proyek, sekaligus untuk menganalisis pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut sehingga mudah dipahami oleh pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek di lapangan, yaitu pelaksana dan konsultan pengawas. Pembuatan network planning dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai hubungan ketergantungan dan urutan kegiatan proyek, kegiatan-kegiatan kritis, kebutuhan sumber daya tiap-tiap kegiatan, dan alokasi waktu pelaksanaan proyek. Dalam pelaksanaannya, penentuan waktu penyelesaian proyek hanya berdasarkan perkiraan serta perencanaan jadwal kerjanya (time schedule) dibuat berdasarkan hasil estimasi subyektif pengalaman di lapangan. Sehingga time schedule yang dihasilkan tidak dapat menjabarkan secara detail apakah time shedule tersebut berasal dari lintasan kritis atau tidak, dan tidak dapat menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antar kegiatan. Akibatnya jika terjadi keterlambatan dalam suatu kegiatan akan sulit mengetahui dampak yang diakibatkan terhadap jadwal keseluruhan proyek. Oleh karena itu perlu dibuat time schedule yang tepat, yaitu antara lain dengan cara analisis network planning. Dalam penelitian ini dilakukan penyusunan rencana penyelesaian proyek TK MODEL Tahap II dengan memperhatikan jalur kritis, keterbatasan sumber daya manusia, percepatan penyelesaian proyek dan biaya penyelesaian proyek. Dari hasil perencanaan proyek dengan menggunakan metode network planning didapatkan hasil waktu penyelesaian proyek adalah 120 hari lebih cepat 28 hari dari metode perkiraan dan dengan biaya penyelesaian proyek sebesar Rp.1.321.538.375,00 lebih hemat 1,75 % dibanding metode perkiraan. Dengan keterbatasan sumber daya waktu penyelesaian proyek dapat dicari dengan menggunakan metode ACTIM baik tunggal maupun majemuk. Dari perhitungan program percepatan dengan mempercepat proyek selama 7 hari biaya yang diperlukan adalah sebesar Rp.1.321.345.341,00. Biaya yang diperlukan untuk mempercepat proyek selama 14 hari adalah biaya sebesar Rp.1.324.075.341,00 sedangkan biaya untuk mempercepat proyek 30 hari adalah sebesar Rp.1.324.669.341,00.

Anonim mengatakan...

Nama :Zulfahri Siregar
NIM :0926201130
Jurusan :Teknik Industri 6 pagi




Network Planning

Pengertian
Network Planning.

Menurut Tjuntu Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2004;176) mengatakan bahwa :
network planning merupakan gambaran rencana jaringan kerja yang memperlibatkanseluruh aktivitas yang terdapat didalam proyek serta logika ketergantungan antar satudengan yang lain
Sedangkan menurut Eddy Harjanto (2003;338) menjelaskan bahwa :
perencanaan jaringan kerja (network planning) adalah salah satu model yang banyak digunakan dalam menyelenggarakan proyek, yang produknya berupa i nformasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam diagram jaringan kerja yang bersangkutan
Dengan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Network planning adalah suatuperencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek yang menggambarkan hubunganketergantungan antara tiap pekerjaan yang divisualisasikan dalam diagram network

Manfaat
Network Planning
.
T. Hani Handoko (2004;402) mengemukakan manfaat Network Planning bagi suatu proyekantara lain:
1.Perencanaan suatu proyek yang kompleks.
2.Schedulling pekerjaan-pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan-urutan yang praktis dan efisien.
3.Mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang tersedia.
4.Schedulling ulang untuk mengatasi hambatan-hambatan dengan keterlambatan-keterlambatan.
5.Menentukan trade off (kemungkinan pertukaran) antar waktu dan biaya.
6.Menentukan probabilitas penyelesaian suatu proyek

Kelebihan dan kekurangan
Network Planning.

Network planning memiliki kelemahan dan juga kelebihan. Hal ini seperti yang dikatakanoleh Jay Heizer dan Barry Render (2004;104), bahwa :
1.Kelebihan.
a.Sangat beguna terutama dalam menjadwalkan dan mengendalikan proyek besar.
b.Konsep yang lugas atau secara langsung (straight forward) dan tidak memerlukanperhitungan matematis yang rumit.
c.Jaringan grafis membantu melihat hubungan antar kegiatan proyek secara cepat.
d.Analisis jalur kritis dan waktu.
e.Dokumentasi proyek dan gambar yang menunjukkan siapa yang bertanggung jawab untukkegiatan yang beragam.
f.Dapat diterapkan untuk proyek yang bervariasi.
g.Berguna dalam mengawasi jadwal dan biaya.


2.Kekurangana.

a.Kegiatan-kegiatan proyek harus ditentukan secara jelas dan hubungan harus bebas danstabil.
b.Hubungan pendahulu harus dijadwalkan dan dijaringkan bersama-sama.
c.Perkiraan waktu cenderung subyektif bergantung pada kejujuran para manajer yang takutakan bahaya terlalu optimis atau tidak cukup pesimis.
d.Ada bahaya terselubung dengan terlalu banyaknya penekanan pada jalur terpanjang ataukriti

Anonim mengatakan...

Nama : Chandra Gunawan
NIM : 0926201140 (Transfer)
Jurusan : Teknik Industri VI Pagi

Organizational Excelellence

Pendekatan manajemen yang dilakukan secara acak dan parsial, tidak terintegrasi satu sama lain, terbukti menjadi akar penyebab kegagalan implementasi sistem manajemen kinerja perusahaan dan tidak memberikan dampak positif pada bottom line perusahaan. Vincent Gaspersz, seorang profesional berkualifikasi internasional di bidang manajemen sistem industri dan kualitas, mengembangkan model keunggulan organisasi yang akan membantu meningkatkan profitabilitas dan produktivitas perusahaan secara dramatik. Model ini ia kembangkan secara sistemik dengan menampung teknik-teknik manajemen kinerja yang telah diterapkan oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia dalam suatu kerangka Master Improvement Story yang terintegrasi dengan kebutuhan bisnis dan industri.Di sini pembaca akan mempelajari empat strategi utama, yaitu peningkatan pembelajaran dan kompetensi, eliminasi pemborosan dan reduksi biaya, peningkatan penjualan dan pangsa pasar, serta peningkatan kinerja bisnis, yang semuanya dilakukan secara terus-menerus. Selanjutnya, secara bertahap pembaca akan dipandu menerapkan berbagai teknik manajemen kelas dunia, dimulai dari yang paling sederhana: 5S/6S, Kaizen Blitz, Lean, Six Sigma, Lean Six Sigma, Lean Six Sigma Supply Chain, hingga integrasi Blue Ocean Strategy dengan Design for Lean Six Sigma.

Anonim mengatakan...

http://www.pakarifdumai.blogspot.com/

Anonim mengatakan...

Nama : KHARLIAN DOVI
NIM : 1026201124
Jurusan : Teknik Industri (Transfer)

Sistem Kanban
Definisi Kanban
Kanban dalam bahasa jepang berarti “Visual record or signal”. Sistem produksi JIT menggunakan aliran informasi berupa kanban yang berbentuk kartu atau peralatan lainnya seperti bendera,lampu dan lain-lain. Sistem kanban adalah suatu sistem informasi yang secara harmonis mengendalikan “produksi produk yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada waktu yang diperlukan” dalam tiap proses manufakturing dan juga diantara perusahaan. Menurut Taiichi Ohno, Kanban adalah suatu alat untuk mengendalikan produksi”, yang digunakan dalam mengendalikan aliran-aliran material melalui sistem produksi JIT dengan menggunakan kartu-kartu untuk memerintahkan suatu work center memindahkan dan menghasilkan material atau komponen tertentu.

Fungsi Kanban dan Aturan Kanban
Fungsi Kanban
Kanban mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai pengendalian produksi dan sebagai sarana peningkatan produksi. Fungsinya sebagai pengendali produksi diperoleh dengan menyatukan proses bersama dan mengembangkan suatu sistem yang tepat waktu sehingga bahan baku, komponen atau produk yang dibutuhkan akan datang pada saat dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan di seluruh workcenter yang ada di lantai produksi, bahkan meluas sampai ke pemasok yang terkait dengan perusahaan. Sedangkan fungsinya sebagai sarana peningkatan produksi dapat diperoleh jika penerapannya dengan menggunkan pendekatan pengurangan tingkat persediaan. Tingkat persediaan dapat dikurangi secara terkendali melalui pengurangan jumlah Kanban yang beredar selama proses produksi.

Menurut Yasuhiro Monden secara terperinci sistem kanban digunakan untuk melakukan fungsi sebagai berikut:
1. Perintah
Kanban berlaku sebagai alat perintah antara produksi dan pengiriman. Kanban yang dituliskan merupakan suatu alamat yang menginformasikan proses sebelum tempat penyimpanan komponen yang telah diolah, dan menginformasikan proses yang sesudah tempat komponen yang dibutuhkan.
2. Pengendalian diri sendiri untuk mencegah over production.
Sistem kanban merupakan mekanisme pengendalian diri sendiri sehingga memungkinkan tiap proses melakukan penyesuaian kecil terhadap pasokan untuk jadwal produksi bulanannya karena adanya fluktuasi permintaan bulanan.
3. Pengendalian Visual
Sistem kanban barlaku sebagai alat untuk pengendalian visual karena bukan saja memberikan informasi numerik, tetapi juga informasi fisik dalam bentuk kartu kanban.
4. Perbaikan Proses dan Operasi Manual
Penggunaan sistem kanban untuk membantu perbaikan operasi sangat dibutuhkan karena peningkatan produktivitas mengakibatkan perbaikan keuangan sehingga memperbaiki perusahaan secara keseluruhan.
5. Pengurangan Biaya Pengelolaan
Sistem kanban juga berfungsi mengurangi biaya manajemen dengan membantu mengurangi jumlah perencanaan menjadi nol.

Anonim mengatakan...

NAMA : HENRY FREDRICK TIMISELA
NIM : 0926201061
JURUSAN : T. INDUSTRI / VI SORE B

MENEJEMEN PEMASARAN

Manajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk berkembang, dan untuk mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982).
Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 1980).
Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan berorientasi kepada kebutuhan konsumen. Hal ini secara asasi berbeda dengan falsafah bisnis terdahulu yang berorientasi pada produk, dan penjualan.
Secara definitif dapatlah dikatakan bahwa: Konsep Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Stanton, 1978).
Tiga unsur konsep pemasaran:
1. Orientasi pada Konsumen
2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
3. Kepuasan Konsumen

Anonim mengatakan...

NAMA : HENRY FREDRICK TIMISELA
NIM : 0926201061
JURUSAN : T. INDUSTRI / VI SORE B

MENEJEMEN PEMASARAN

Manajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk berkembang, dan untuk mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982).
Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 1980).
Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan berorientasi kepada kebutuhan konsumen. Hal ini secara asasi berbeda dengan falsafah bisnis terdahulu yang berorientasi pada produk, dan penjualan.
Secara definitif dapatlah dikatakan bahwa: Konsep Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Stanton, 1978).
Tiga unsur konsep pemasaran:
1. Orientasi pada Konsumen
2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
3. Kepuasan Konsumen

ilham mengatakan...

Nama : ILHAM
NIM : 0826201048
Jurusan : T.Industri sore B

Management by fun

Sejumlah ahli pengamat dan ahli manajemen yakin bahwa pekrjaan tanpa kesenangan membuat pekerja tidak bahagia dan kurang produktif,walaupun tidak secara meluas,menempatkan kesenangan dalam pekerjaan,banyak yang mengatakan,bisa meningkatkan loyalitas pekerja,produktifitas,dan antusiasme dalam bekerja,dimana bisa menolong perusahaan dalam meningkatkan persaingan,dan tuntutan produktifitas.

perusahaan yang menggunakan strategi management by fun sering digunakan didalam bidang industri yang sangat kompetitif dimana pekerja selalu bekerja dibawah tekanan,"FUN" mengurangi ketegangan dalam bekerja,sementara tuntutan pekerjaan memastikan tidak ada kesembronoan,fun dalam bekerja harus konstruktif,para ahli mengatakan tidak boleh menyinggung dan merendahkan.

definisi menyenangkan,tentu saja tergantung siapa yang mengartikannnya,contoh secara luas,bill gates milyarder pendiri microsoft corp mengatakan bahwa salah satu cara bersenang-senang dalam bekerja adalah dengan cara menulis program komputer.

jadi,walaupun menyenangkan memiliki manfaat tetapi harus seimbang dengan kondisi bisnis,dan situasi.

sekian penjelasan dari saya dan saya ucapkan terima kasih.

ILHAM

Anonim mengatakan...

NAMA :ABDUL RAZAK
NIM :0926201004
JURUSAN:TEKNIK INDUSTRI
SMSTR :6 SORE A


Definisi Six Sigma
Istilah “Six Sigma” secara luas digunakan untuk mengacu pada konsep-konsep berikut:
• Sebuah metode terstruktur untuk mengembangkan proses-proses bisnis. Metode ini, yang dinamakan DMAIC (define, measure, analyze, improve, and control), didukung oleh sekumpulan alat statistik sebagai penunjang
• Sebuah ukuran statistik untuk mengukur sebaik apa sebuah proses bisnis berjalan. Sebuah proses dalam “Six Sigma” hanya memproduksi 3,4 (produk) cacat (defektan) dalam satu juta product yang diproduksi. Beberapa proses dalam level sigma yang lebih rendah (seperti dalam konsep One sigma dan Four sigma) terbukti menghasilkan lebih banyak jumlah defektan dalam setiap satu juta kesempatan. Bisa saja suatu proses dijalankan dalam level sigma yang lebih tinggi (yang akan menghasilkan defektan yang lebih sedikit), tetapi Six Sigma sudah banyak dikenal sebagai standar untuk suatu performa yang baik.
• Sebuah pola pikir yang terorganisir di mana orang membuat keputusan berdasarkan data yang ada, pencarian akar permasalahan, mendefinisikan suatu defektan lebih berdasarkan kepentingan pelanggan daripada kepentingan internal, adanya kontrol variasi, track leading indicator untuk mencegah terjadinya sebuah masalah, dll.
Peran-peran dalam Six Sigma
Six Sigma menggunakan istilah-istilah dari dunia bela diri untuk menamakan berbagai peran professional dalam konsep Six Sigma. Tabel di bawah ini adalah gambaran umum bagaimana peranan-peranan tersebut didefinisikan.
Difinisi lain:
Six sigma adalah suatu cara untuk mengukur kemungkinan perusahaan dapat membuat
atau menghasilkan berbagai jumlah unit yang ditentukan dari suatu produk atau jasa dengan
jumlah cacat nol ( zero defects ).
Tujuannya tidak hanya mengurangi produksi jumlah cacat pada barang tetapi juga
menghilangkan cacat pada organisasi itu. Six Sigma merupakan penilaian yang menandakan
“terbaik di kelasnya”, dengan hanya 3.4 cacat per juta unit atau produksi.

Anonim mengatakan...

Nama : MEYLING
Jurusan : T.Industri Sore B VI
NIM : 0926201151

TIME MANAJEMENT

Time Management adalah proses dari perencanaan dan kontrol sadar berlatih berlalu sejumlah waktu pada aktivitas spesifik, terutama untuk banyak efektivitas, efisiensi atau produktifitas. Manajemen waktu mungkin dibantu oleh satu jangkauan keterampilan, alat, dan ilmu pengetahuan tentang teknik dipergunakan untuk atur waktu ketika memenuhi tugas spesifik, proyek dan gol mematuhi satu tanggal jatuh tempo. Setelan ini meliputi satu bidang lapangan lebar dari aktivitas, dan ini meliputi perencanaan, penjatahan, menyetel gol, delegasi, analisa dari waktu dibelanjakan, monitoring, pengorganisasian, penjadwalan, dan mendahulukan. Pada awalnya, manajemen waktu menunjuk untuk baru aktivitas bisnis atau pekerjaan, tapi padahal masa yang meluaskan liputi aktivitas pribadi juga. Satu sistem manajemen waktu adalah satu kombinasi didisain dari proses, alat, ilmu pengetahuan tentang teknik, dan cara. Biasanya manajemen waktu adalah satu keperluan pada apapun pembangunan proyek saat ini menentukan waktu penyelesaian proyek dan bidang lapangan.

Anonim mengatakan...

Nama : MEYLING
Jurusan : T.Industri Sore B VI
NIM : 0926201151


Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu.Untuk mencapai sasaran dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang.

Anonim mengatakan...

Nama : MEYLING
Jurusan : T.Industri Sore B VI
NIM : 0926201151

TIME MANAJEMENT

Time Management adalah proses dari perencanaan dan kontrol sadar berlatih berlalu sejumlah waktu pada aktivitas spesifik, terutama untuk banyak efektivitas, efisiensi atau produktifitas. Manajemen waktu mungkin dibantu oleh satu jangkauan keterampilan, alat, dan ilmu pengetahuan tentang teknik dipergunakan untuk atur waktu ketika memenuhi tugas spesifik, proyek dan gol mematuhi satu tanggal jatuh tempo. Setelan ini meliputi satu bidang lapangan lebar dari aktivitas, dan ini meliputi perencanaan, penjatahan, menyetel gol, delegasi, analisa dari waktu dibelanjakan, monitoring, pengorganisasian, penjadwalan, dan mendahulukan. Pada awalnya, manajemen waktu menunjuk untuk baru aktivitas bisnis atau pekerjaan, tapi padahal masa yang meluaskan liputi aktivitas pribadi juga. Satu sistem manajemen waktu adalah satu kombinasi didisain dari proses, alat, ilmu pengetahuan tentang teknik, dan cara. Biasanya manajemen waktu adalah satu keperluan pada apapun pembangunan proyek saat ini menentukan waktu penyelesaian proyek dan bidang lapangan.

Anonim mengatakan...

Nama : MEYLING
Jurusan : T.Industri Sore B VI
NIM : 0926201151

Just In Time merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila ada permintaan (full system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta.
Prinsip dasar Just In Time adalah peningkatan kemampuan perusahaan secara terus menerus untuk merespon perubahan dengan minimisasi pemborosan. Terdapat empat aspek pokok dalam konsep Just In Time yaitu:
1. Menghilangkan semua aktifitas atau sumber-sumber yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk atau jasa.
2. Komitmen terhadap kualitas prima.
3. Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi.
4. Memberikan tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan visibilitas aktivitas yang memberikan nilai tambah.
Perusahaan-perusahaan meningkatkan perhatian terhadap keuntungan potensial dari :
1. Membuat pesanan pembelian yang lebih kecil dan lebih sering.
2. Membangun kembali hubungan dengan pemasok.
Kedua hal di atas berhubungan dengan peningkatan minat dalam sistem pembelian tepat waktu (Just In Time). Pembelian Just In Time adalah pembelian barang atau bahan sedemikian rupa sehingga pengiriman secara tepat mendahului permintaan atau penggunaan. Dalam keadaan ekstrim tidak adanya persediaan (barang untuk
dijual bagi seorang pengecer, bahan baku barang dalam proses atau barang jadi bagi seorang produsen) yang ditahan.
Perusahaan yang menggunakan pembelian Just In Time biasanya menekankan biaya tersembunyi yang berhubungan dengan menahan tingkat persediaan yang tinggi. Biaya tersembunyi ini meliputi jumlah ruang penyimpanan yang lebih besar dan jumlah kerusakan–kerusakan yang cukup besar.

Anonim mengatakan...

Nama : MEYLING
Jurusan : T.Industri sore B VI
NIM : 0926201151


ECONOMIC VALUE ADDED

EVA merupakan suatu konsep penilaian kinerja keuangan perusahaan yang dikembangkan oleh Stem Stewart & Co, sebuah perusahaan konsultan manajemen keuangan di Amerika Serikat. Konsep EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai perusahaan dan menilai kinerja keuangan perusahaan secara adil yang diukur dengan mempergunakan ukuran tertimbang (weighted) dari struktur modal awal yang ada (Widayanto,1994:188).
Dengan penghitungan EVA diharapkan dapat memperoleh hasil perhitungan pada upaya penciptaan nilai perusahaan (Creating a Firms value) yang lebih realistis. Menurut Kiryanto(1997:125) Nilai bisa diartikan “nilai guna, daya guna maupun benefits yang dinikmati oleh Stakeholders”. Hal ini disebabkan karena EVA dihitung berdasarkan kepentingan kreditur dan terutama para pemegang saham dan bukan berdasar nilai buku yang bersifat historis. Karena seorang investor yang rasional tentu akan mendasarkan keputusannya pada data keuangan yang paling up to date, bukan pada data yang bersifat historis.
Konsep EVA merupakan pendekatan baru dalam menilai kinerja perusahaan secara adil yang maksudnya konsep EVA memperhatikan sepenuhnya para penyandang dana dalam hai kepentingan, harapan dan derajat keadilan, yang diukur dengan mempergunakan ukuran tertimban (weighted) dan struktur modal awal yang ada (Widayanto, 1993:195). Sedangkan pengertian Economic Value Added menurut Widayanto (1993:115) adalah : EVA dilandasi pada konsep bahwa dalam pengukuran laba suatu perusahaan kita harus dengan adil mempertimbangkan harapan setiap penyedia dana (kreditur dun pernegung saham). Derajat keadilan tersebut dinyatakan dengan ukuran tertimbang (weighted) dari struktur modal yang ada. Untuk itulah perlu pemahaman mengenai konsep ongkos modal (cost of capital) karena Nitami memang berangkat dari sini.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu alat analisis finansial untuk menilai profitabilitas yang realistis dari operasi perusahaan dan EVA mempergunakan biaya modal dalam perhitungannya. Selain itu EVA juga mempertimbangkan dengan adil harapan para penyandang dana, melalui perhitungan biaya modal tertimbang dari struktur modal perusahaan. Konsep EVA merupakan suatu konsep baru yang berangkat dari konsep lama yaitu biaya modal (cost of capital). Konsep ini merupakan suatu konsep yang digunakan untuk mengetahui berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebagai akibat dari penggunaan dana untuk pembelian barang dan modal ataupun modal kerja. Pengertian biaya modal itu sendiri menurut Van Home dan Wachowicz(1992:432) adalah : “Cost of Capital is the required rate of return on the vurious types of financing”.

Definisi tersebut mengidentifikasikan bahwa biaya modal merupakan tingkat pengembalian yang harus dicapai oleh perusahaan agar dapat menutup beban finansial atas penggunaan sumber dana jangka panjangnya.
Konsep cost of capital (COC) merupakan konsep yang sangat penting dalam kegiatan operasi perusahaan karena menyangkut 3 (tiga) hal. Pertama, berkenaan dengan keputusan pengaggaran modal yang membutuhkan perkiraan biaya modal untuk penganggaran yang tepat. Kedua, berkenaan dengan struktur keuangan perusahaan yang mempengaruhi tingkat resiko dan besarnya arus pendapatan sehingga mempengaruhi pula penetapan biaya modal, dan Ketiga, berkenaan dengan keputusan-keputusan lain yang memerlukan perkiraan biaya modal.(Weston dan Brigham, 1991 : 218). Dipandang dari sudut pembelanjaan perusahaan, konsep cost of capital dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh laba. Seperti pendapat Riyanto (1 995 : 246) bahwa konsep cost of capital tersebut dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya riil dari penggunaan modal dari masing-masing sumber dana.

Anonim mengatakan...

HERIYADI
0926201054
Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Menyeluruh adalah suatu konsep manajemen yang telah dikembangkan sejak lima puluh tahun lalu dari berbagai praktek manajemen serta usaha peningkatan dan pengembangan produktivitas. Di masa lampau, literatur manajemen berfokus pada fungsi-fungsi kontrol kelembagaan, termasuk perencanaan, pengorganisasian, perekrutan staf, pemberian arahan, penugasan, strukturisasi dan penyusunan anggaran. Konsep manajemen ini membuka jalan menuju paradigma berpikir baru yang memberi penekanan pada kepuasan pelanggan, inovasi dan peningkatan mutu pelayanan secara berkesinambungan. Faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya "perubahan paradigma" adalah menajamnya persaingan, ketidak-puasan pelanggan terhadap mutu pelayanan dan produk, pemotongan anggaran serta krisis ekonomi. Meskipun akar TQM berasal dari model-model perusahaan dan industri, namun kini penggunaannya telah merambah sturuktur manajemen, baik di lembaga pemerintah maupun lembaga nirlaba.

Anonim mengatakan...

SIR BOY HANSA. R
(0926201113)

Metode curah pendapat adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta.

Berbeda dengan diskusi, di mana gagasan dari seseorang dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh siswa lain, pada penggunaan metode curah pendapat, pendapat siswa lain tidak untuk ditanggapi.

Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua siswa yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama.

Anonim mengatakan...

Nama : Novri Jenita Marbun
NIM : 1026201083
Jurusan : T.Industri/IVB/ Sore ( AMBil smester VI A )

COST ACCOUNTING
Cost accounting metode biaya standar
MENGEMBANGKAN STANDAR
- Pengalaman historis
• Penentuan standar dari pengalaman masa lalu harus digunakan secara hati-hati, karena jika proses masa lalu dilakukan secara tidak efisien, maka ketidak efisienan itu akan terus dilanjutkan
- Engeenering
• Akan menghasilkan cara yang paling efisien dan sangat ketat, tapi bisanya standar dengan engeenering seringkali terlalu ketat.
- Input dari personalia kegiatan operasi
• Partisipasi dari personalia produksi dapat diandalkan dalam menentukan standar

JENIS-JENIS STANDAR
- STANDAR IDEAL
• Merupakan standar yang menuntut efisiensi maksimum dan dapat dicapai hanya jika segala sesuatu berjalan dengan sempurna
- STANDAR YANG DAPAT DICAPAI SAAT INI
• Merupakan standar yang dapat dipenuhi di bawah kondisi-kondisi kegiatan operasi yang efisien.
- Standar yang terlalu ketat dan tidak pernah dicapai oleh para pekerja, maka akan menimbulkan frustasi dan kinerja menurun.
- Standar yang menantang dan dapat dicapai akan menghasilkan kinerja yang lebih baik (khususnya para indifidu ikut dalam penetapan standar tersebut)
MENGAPA SISTEM BIAYA STANDAR DITERAPKAN
- Peningkatan perencanaan
• Standar unit dipakai dalam penyusunan penganggaran yang fleksibel
- Peningkatan kontrol
• Anggaran fleksibel dipakai sebagai alat kontrol dengan membandingkannya dengan biaya aktual
• Dengan mengembangkan kuantitas standar dan biaya unit, akan dapat ditentukan penyimpangan-penyimpangan (varian-varian) dari harga, efisiensi, dan pemakaian.
- Untuk perusahaan yang beroperasi dengan sistem manufaktur tradisional: sistem biaya standar digunakan secara luas. à yaitu menghitung varian ditingkat operasional
- Untuk perusahaan yang beroperasi dengan sistem manufaktur kontemporer: harus digunakan secara terbatas, yaitu digunakan dalam perencanaan, varian-varian digunakan dalam laporan kepada manajer tingkat tinggi.
Product costing dalam sistem biaya standar
- Dalam sistem biaya standar, biaya yang dibebankan kepada produk menggunakan standar kuantitasdan harga untuk: biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
- Sistem biaya standar selalu menyediakan biaya unit yang dapat digunakan untuk penetapan harga
- Tidak perlu menghitung lagi biaya per unit untuk setiap kategori biaya unit yang sama
- Tidak perlu membedakan metode FIFO atau rata-rata tertimbang untuk menghitung biaya persediaan awal.
ANALISIS VARIAN

- Varian Harga dan Efisiensi
- SP = standar harga per unit input
- SQ = standar kuantitas input yang diijinkan untuk output aktual
- AP = harga aktual per unit input
- AQ = kuantitas aktual input yang dipakai
- Biaya per unit input yang dianggarkan = SP x SQ
- Biaya Input aktual = AP x AQ
- Total Varian = (AP x AQ) – (SP x SQ)
- Total varian = [(APXAQ)-(SPXAQ)] + [(SPXAQ)-(SPXSQ)]
- Total Varian = (AP-SP)AQ + (AQ-SQ)SP
- Dalam sistem biaya standar, total varian dipecah menjadi varian harga dan varian efisensi (pemakaian)
- Varian harga merupakan perbedaan antara harga per unit aktual dan standar dikalikan dengan kuantitas aktual
- Varian Efisiensi merupakan perbedaan antara kuantitas aktual dan kuantitas standar dikalikan dengan harga standar
VARIAN TENAGA KERJA LANGSUNG
- Varian Tarip tenaga kerja (Labour Rate Variance = LRV)
• Menghitung perbedaan jumlah yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsungdan jumlah yang seharusnya dibayar
- Varian Efisiensi tenaga Kerja (Labour Efficiensi Variance = LEV)
• Mengukur perbedaan antara jam tenaga kerja yang aktual dengan jam tenaga kerja yang seharusnya digunakan.

Thanks ya Pak, sudah mMberi saya ksmpatan tuk memperbaiki tgas saya.

Anonim mengatakan...

NAMA : BINNER MUNTHE
NIM : 0926201030
JURUSAN : T.IND SORE
SEMESTER : VI

manajemen hijau
dimana setiap perusahaan diterapkan untuk keselamatan dan penghijaukan agar udara ,air dan tanah tidak tercemar.....

setiap perusahaan harus menggunakan 3 metode yaitu:
1. penanaman pohon
2 membuang sampah pada tempatnya
3 mengolah limbah

Anonim mengatakan...

NAMA:Binner Munthe
NIM:0926201030
Jurusan:T.Industri
Smester:VI Sore
Judul:Manajemen Perencanaan

Sepengetahuan saya Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.

sory pak kalau melenceng dikit.....
he....(*_*)

Anonim mengatakan...

NAMA:Tison simarangkir
NIM:0926201122
Jurusan:INDUSTRI
Smester:VI
JUDUL:manajemen kinerja

Manajemen kinerja adalah proses perencanaan, evaluasi, coaching & counseling, dan penilaian kinerja karyawan untuk mewujudkan objektif organisasi sekaligus mengoptimalkan potensi diri karyawan. PM tidak hanya terkait dengan manajemen kinerja individu karyawan, tetapi juga manajemen kinerja organisasi.


Dengan demikian, PM merupakan sebuah siklus, yang pada dasarnya terdiri dari perencanaan kinerja (penetapan target dan penyusunan Key Performance Indicator/KPI), pemantauan / peninjauan kinerja (coaching, counseling, mentoring, feedback), penilaian kinerja (performance appraisal), dan tindak lanjut berupa pemberian penghargaan dan hukuman (reward & punishment). Siklus tersebut harus dijalankan sebagai sebuah kesadaran yang tidak terputus, dan berjalan secara berkelanjutan.

Anonim mengatakan...

NAMA:ANTON SUJARWO
JURUSAN:T.INDUSTRI
JuS IN TIME merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki impilkasi penting dalam manajemen biaya.
Ide dasar JIT sangat sederhana, yaitu produksi hanya apabila ada permintaan (pull system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta dan hanya sebesar kuatitas yang diminta. Filosofi JIT digunakan pertama kali oleh Toyota dan kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur dijepang .
Bila JIT merupakan suatau filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan.
Sasaran utama JIT adalah menngkatkan produktivitas system produksi atau opersi dengan cara nenghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menembah nilai bagi suatui produk.
Just in Time (JIT) mendasakan pada delapan kunci utama, yaitu
:
1. Menghasilakn produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.
2. Memproduksi dengan jumlah kecil
3. Menghilangkan pemborodan
4. Memperbaiki aliran produksi
5. Menyempurnakan kualitas produk
6. Orang-orang yang tanggap
7. Menghilangkan ketidakpastian
8. Penekananan pada pemeliharaan jangka panjang.
Persyaratan-persyaratan JIT
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pemerapan JIT:
1. Organisasi Pabrik : Pabrik dengan sisitem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi.
2. Pelatihan/Tim/keterampilan : JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan system tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahanyang dilakukan dari system tradisional dan bagaimana cara kerja JIT yaitu 1. Membentuk Aliran/Penyederhanaan : Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan masalah awal

Anonim mengatakan...

NAMA:ANTON SUJARWO
JURUSAN:T.INDUSTRI
JuS IN TIME merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki impilkasi penting dalam manajemen biaya.
Ide dasar JIT sangat sederhana, yaitu produksi hanya apabila ada permintaan (pull system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta dan hanya sebesar kuatitas yang diminta. Filosofi JIT digunakan pertama kali oleh Toyota dan kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur dijepang .
Bila JIT merupakan suatau filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan.
Sasaran utama JIT adalah menngkatkan produktivitas system produksi atau opersi dengan cara nenghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menembah nilai bagi suatui produk.
Just in Time (JIT) mendasakan pada delapan kunci utama, yaitu
:
1. Menghasilakn produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.
2. Memproduksi dengan jumlah kecil
3. Menghilangkan pemborodan
4. Memperbaiki aliran produksi
5. Menyempurnakan kualitas produk
6. Orang-orang yang tanggap
7. Menghilangkan ketidakpastian
8. Penekananan pada pemeliharaan jangka panjang.
Persyaratan-persyaratan JIT
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pemerapan JIT:
1. Organisasi Pabrik : Pabrik dengan sisitem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi.
2. Pelatihan/Tim/keterampilan : JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan system tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahanyang dilakukan dari system tradisional dan bagaimana cara kerja JIT yaitu 1. Membentuk Aliran/Penyederhanaan : Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan masalah awal

Anonim mengatakan...

NAMA:ANTON SUJARWO
JURUSAN:T.INDUSTRI<[PAGI>
JuS IN TIME merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki impilkasi penting dalam manajemen biaya.
Ide dasar JIT sangat sederhana, yaitu produksi hanya apabila ada permintaan (pull system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta dan hanya sebesar kuatitas yang diminta. Filosofi JIT digunakan pertama kali oleh Toyota dan kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur dijepang .
Bila JIT merupakan suatau filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan.
Sasaran utama JIT adalah menngkatkan produktivitas system produksi atau opersi dengan cara nenghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menembah nilai bagi suatui produk.
Just in Time (JIT) mendasakan pada delapan kunci utama, yaitu
:
1. Menghasilakn produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.
2. Memproduksi dengan jumlah kecil
3. Menghilangkan pemborodan
4. Memperbaiki aliran produksi
5. Menyempurnakan kualitas produk
6. Orang-orang yang tanggap
7. Menghilangkan ketidakpastian
8. Penekananan pada pemeliharaan jangka panjang.
Persyaratan-persyaratan JIT
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pemerapan JIT:
1. Organisasi Pabrik : Pabrik dengan sisitem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi.
2. Pelatihan/Tim/keterampilan : JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan system tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahanyang dilakukan dari system tradisional dan bagaimana cara kerja JIT yaitu 1. Membentuk Aliran/Penyederhanaan : Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan masalah awal

Anonim mengatakan...

NAMA:ANTON SUJARWO
JURUSAN:T.INDUSTRI
JuS IN TIME merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki impilkasi penting dalam manajemen biaya.
Ide dasar JIT sangat sederhana, yaitu produksi hanya apabila ada permintaan (pull system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta dan hanya sebesar kuatitas yang diminta. Filosofi JIT digunakan pertama kali oleh Toyota dan kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur dijepang .
Bila JIT merupakan suatau filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan.
Sasaran utama JIT adalah menngkatkan produktivitas system produksi atau opersi dengan cara nenghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menembah nilai bagi suatui produk.
Just in Time (JIT) mendasakan pada delapan kunci utama, yaitu
:
1. Menghasilakn produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.
2. Memproduksi dengan jumlah kecil
3. Menghilangkan pemborodan
4. Memperbaiki aliran produksi
5. Menyempurnakan kualitas produk
6. Orang-orang yang tanggap
7. Menghilangkan ketidakpastian
8. Penekananan pada pemeliharaan jangka panjang.
Persyaratan-persyaratan JIT
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pemerapan JIT:
1. Organisasi Pabrik : Pabrik dengan sisitem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi.
2. Pelatihan/Tim/keterampilan : JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan system tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahanyang dilakukan dari system tradisional dan bagaimana cara kerja JIT yaitu 1. Membentuk Aliran/Penyederhanaan : Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran tersebut,

Anonim mengatakan...

NAMA:ARIF SUHADA
JURUSAN:T.INDTRI
JuS IN TIME merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki impilkasi penting dalam manajemStartegi Penerapan Just in Time
Ada beberapa strategi dalam mengimplementasikan JIT dalam perusahaan, antara lain:
Startegi Penerapan pembelian Just in Time. Dukungan, yaitu dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelian, dan khususnya dukungan dari pimpinan. Tanpa ada komitmen dari pinpinan tersebut JIt tidak dapat terlaksana. Mengubah system, yaitu mengubah cara mengadakan pembelian, yaitu dengan membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok sehingga perusahaan cukup hanya memesan sekali untuk jangka panjang, selanjutnya barang akan dating sesuai kebutuhan atau proses produksi perubahan kita.
Startegi penerapan Just in Time dalam system produksi. Penemuan system produksi yang tepa, yaitu dengan system tarik yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dengan menghilangkan sebanyakmungkin pemborosan. Penemuan lini produksi yaitu dalam satu lini produksi harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua kebutuhanpelanggan yang berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu lini produksi tersebut dapat menghemat biaya, biaya bahan, persediaan, dan sebagainya. JIT bukan hany sekedar metode pengedalian persediaan, tetapi juga merupakan system produksi system produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas.

Anonim mengatakan...

NAMA : IDA MARITO
NIM :0926201148
JURUSAN T.INDUSTRI
SEMESTER VI SORE B

MANAJEMEN WAKTU.

Manajemen waktu merupakan salah satu teknik yang dirancang untuk melakukan banyak hal dalam waktu yg singkat dan dengan hasil yg baik.Dengan mengontrol waktu
mengontrolkehidupansendiri.

Fungsi manajemen waktu:

BERFUNGSI
Menyeimbangkankehidupan kerja/sekolah dan kehidupan dirumah
Mengurangi stress
Meningkatkanproduktivitaspribadi
Memberikankedamaian

SISTEM MANAJEMEN WAKTU:

1.PrioritasMenentukanprioritasmembantumeningkatkanpenampilan
2.TujuanApayang inginkitacapaidalamperiodewaktutertentu.
3.RencanaBagaimanaandaakanmencapaitujuan
4.JadwalKapankegiatankegiatanygdirencanakanakandilakukan



TIPS MANAJEMEN WAKTU

Jangan Menangguhkan.
Lakukan saat ini juga Saat orang menunda sesuatu
,itu berarti membunuh daya gerak pencapaian pada tujuan saat ini dan menghalangi kesempatan di masa mendatang lantaran waktu yang tersumbat. Cara untuk mencegah penundaan adalah dengan merancang deadline untuk tujuan yang harus dicapai. Menghindari deadline terakhir membawa penundaan yang diatur tujuan sebagai perantara untuk mencapai setingkat demi setingkat menuju tujuan


Lacak Aktivitas Anda

Cara terbaik untuk merekam aktivitas Anda sepanjang hari adalah dengan mendata apa yang Anda lakukan. Kebanyakan orang akan menemukan kalau mereka memiliki tiga jam dalam tiap hari yang sebenarnya dapat digunakan untuk hal yang lebih membangun atau tindakan yang efisien.Kurangi waktu yang Anda gunakan untuk bertelepon
membolak-balik majalah atau surfing di web yang tak mengahasilkan apapun
dan batasi kegiatan-kegiatan yangtak penting

Merespon Dengan Cepat

Sebagai contoh:

urus mail Anda begitu Anda menerima surat. Jangan biarkan tagihan dan surat-surat itu membebani Anda. Jika Anda tak bisa membalas sebuah surat saat itu juga

buat file ditempat khusus yang mudah dilihat

Dan tuliskan di amplop tindakan yang dibutuhkan serta tanggal dimana Anda dapat menyelesaikannya.Ketika memungkinkan

lakukan tindakan pada hari yang sama saat Anda menerimanya.Jangan biarkan komputer

meja dan pikiran Anda jadi bertumpuk dengan halyang tak berguna.



Bersikap Tegas

Belajarlah berkata tidak pada orang lain. Waktu Anda sangat berharga.Jadi jangan biarkan orang lain menentukan atau memanfaatkan Anda untuk kepentingan rencana mereka. Batasi gangguan sebisa mungkin. Tutup pintu Anda
Matikan nada dering telepon atau minta dengan terus terang agar Anda tidak di ganggu

Anonim mengatakan...

NAMA BAMBANG PURNOMO
NIM: 09262010....
SEMESTER VI B SORE..

Manajemen Sumber Daya Manusia. Produktivitas merupakan nisbah atau rasio antara hasil kegiatan (output, keluaran) dan segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan hasil tersebut (input, masukan) (Kussriyanto, 1984, p.1). Input bisa mencakup biaya produksi (production cost) dan biaya peralatan (equipment cost). Sedangkan output bisa terdiri dari penjualan (sales), earnings (pendapatan), market share, dan kerusakan (defects) (Gomes,1995, p.157).
Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategik dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia (Siagian, 2002, p.2). Oleh karena itu tenaga kerja merupakan faktor penting dalam mengukur produktivitas. Hal ini disebabkan oleh dua hal, antara lain; pertama, karena besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya yang terbesar untuk pengadaan produk atau jasa; kedua, karena masukan pada faktor-faktor lain seperti modal (Kussriyanto, 1993, p.1).
Menurut Anoraga dan Suyati, (1995, p.119-121) produktivitas mengandung pengertian yang berkenaan dengan konsep ekonomis, filosofis dan sistem. Sebagai konsep ekonomis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan manusia dan masyarakat pada umumnya.
Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal inilah yang memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri. Sedangkan konsep sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada kerja sama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem.
Dapat dikatakan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara hasil dari suatu pekerjaan karyawan dengan pengorbanan yang telah dikeluarkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sondang P. Siagian bahwa produktivitas adalah: “Kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal bahkan kalau mungkin yang maksimal.”
Banyak hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa produktivitas sangat dipengaruhi oleh faktor: knowledge, skills, abilities, attitudes, dan behaviours dari para pekerja yang ada di dalam organisasi sehingga banyak program perbaikan produktivitas meletakkan hal-hal tersebut sebagai asumsi-asumsi dasarnya (Gomes, 1995, p.160).

Pengertian lain dari produktivitas adalah suatu konsep universal yang menciptakan lebih banyak barang dan jasa bagi kehidupan manusia, dengan menggunakan sumber daya yang serba terbatas (Tarwaka, Bakri, dan Sudiajeng, 2004, p.137).
Menurut Manuaba (1992) peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan menekan sekecil-kecilnya segala macam biaya termasuk dalam memanfaatkan sumber daya manusia (do the right thing) dan meningkatkan keluaran sebesar-besarnya (do the thing right). Dengan kata lain bahwa produktivitas merupakan pencerminan dari tingkat efisiensi dan efektivitas kerja secara total (Tarwaka, Bakri, dan Sudiajeng, 2004, p.138).
Menurut Sinungan, (2003, p.12), secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa. Produktivitas juga diartikan sebagai:
a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil
b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satuan-satuan (unit) umum.
Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja orang.

Anonim mengatakan...

NAMA BAMBANG PURNOMO
NIM: 09262010....
SEMESTER VI B SORE..

Manajemen Sumber Daya Manusia. Produktivitas merupakan nisbah atau rasio antara hasil kegiatan (output, keluaran) dan segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan hasil tersebut (input, masukan) (Kussriyanto, 1984, p.1). Input bisa mencakup biaya produksi (production cost) dan biaya peralatan (equipment cost). Sedangkan output bisa terdiri dari penjualan (sales), earnings (pendapatan), market share, dan kerusakan (defects) (Gomes,1995, p.157).
Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategik dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia (Siagian, 2002, p.2). Oleh karena itu tenaga kerja merupakan faktor penting dalam mengukur produktivitas. Hal ini disebabkan oleh dua hal, antara lain; pertama, karena besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya yang terbesar untuk pengadaan produk atau jasa; kedua, karena masukan pada faktor-faktor lain seperti modal (Kussriyanto, 1993, p.1).
Menurut Anoraga dan Suyati, (1995, p.119-121) produktivitas mengandung pengertian yang berkenaan dengan konsep ekonomis, filosofis dan sistem. Sebagai konsep ekonomis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan manusia dan masyarakat pada umumnya.
Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal inilah yang memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri. Sedangkan konsep sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada kerja sama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem.
Dapat dikatakan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara hasil dari suatu pekerjaan karyawan dengan pengorbanan yang telah dikeluarkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sondang P. Siagian bahwa produktivitas adalah: “Kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal bahkan kalau mungkin yang maksimal.”
Banyak hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa produktivitas sangat dipengaruhi oleh faktor: knowledge, skills, abilities, attitudes, dan behaviours dari para pekerja yang ada di dalam organisasi sehingga banyak program perbaikan produktivitas meletakkan hal-hal tersebut sebagai asumsi-asumsi dasarnya (Gomes, 1995, p.160).

Pengertian lain dari produktivitas adalah suatu konsep universal yang menciptakan lebih banyak barang dan jasa bagi kehidupan manusia, dengan menggunakan sumber daya yang serba terbatas (Tarwaka, Bakri, dan Sudiajeng, 2004, p.137).
Menurut Manuaba (1992) peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan menekan sekecil-kecilnya segala macam biaya termasuk dalam memanfaatkan sumber daya manusia (do the right thing) dan meningkatkan keluaran sebesar-besarnya (do the thing right). Dengan kata lain bahwa produktivitas merupakan pencerminan dari tingkat efisiensi dan efektivitas kerja secara total (Tarwaka, Bakri, dan Sudiajeng, 2004, p.138).
Menurut Sinungan, (2003, p.12), secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa. Produktivitas juga diartikan sebagai:
a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil
b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satuan-satuan (unit) umum.
Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja orang.

Anonim mengatakan...

NAMA BAMBANG PURNOMO
NIM: 09262010....
SEMESTER VI B SORE..

Manajemen Sumber Daya Manusia. Produktivitas merupakan nisbah atau rasio antara hasil kegiatan (output, keluaran) dan segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan hasil tersebut (input, masukan) (Kussriyanto, 1984, p.1). Input bisa mencakup biaya produksi (production cost) dan biaya peralatan (equipment cost). Sedangkan output bisa terdiri dari penjualan (sales), earnings (pendapatan), market share, dan kerusakan (defects) (Gomes,1995, p.157).
Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategik dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia (Siagian, 2002, p.2). Oleh karena itu tenaga kerja merupakan faktor penting dalam mengukur produktivitas. Hal ini disebabkan oleh dua hal, antara lain; pertama, karena besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya yang terbesar untuk pengadaan produk atau jasa; kedua, karena masukan pada faktor-faktor lain seperti modal (Kussriyanto, 1993, p.1).
Menurut Anoraga dan Suyati, (1995, p.119-121) produktivitas mengandung pengertian yang berkenaan dengan konsep ekonomis, filosofis dan sistem. Sebagai konsep ekonomis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan manusia dan masyarakat pada umumnya.
Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal inilah yang memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri. Sedangkan konsep sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada kerja sama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem.
Dapat dikatakan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara hasil dari suatu pekerjaan karyawan dengan pengorbanan yang telah dikeluarkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sondang P. Siagian bahwa produktivitas adalah: “Kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal bahkan kalau mungkin yang maksimal.”
Banyak hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa produktivitas sangat dipengaruhi oleh faktor: knowledge, skills, abilities, attitudes, dan behaviours dari para pekerja yang ada di dalam organisasi sehingga banyak program perbaikan produktivitas meletakkan hal-hal tersebut sebagai asumsi-asumsi dasarnya (Gomes, 1995, p.160).

Pengertian lain dari produktivitas adalah suatu konsep universal yang menciptakan lebih banyak barang dan jasa bagi kehidupan manusia, dengan menggunakan sumber daya yang serba terbatas (Tarwaka, Bakri, dan Sudiajeng, 2004, p.137).
Menurut Manuaba (1992) peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan menekan sekecil-kecilnya segala macam biaya termasuk dalam memanfaatkan sumber daya manusia (do the right thing) dan meningkatkan keluaran sebesar-besarnya (do the thing right). Dengan kata lain bahwa produktivitas merupakan pencerminan dari tingkat efisiensi dan efektivitas kerja secara total (Tarwaka, Bakri, dan Sudiajeng, 2004, p.138).
Menurut Sinungan, (2003, p.12), secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa. Produktivitas juga diartikan sebagai:
a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil
b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satuan-satuan (unit) umum.
Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja orang.

Anonim mengatakan...

Nama.Hartomo.
Nim .0926201056

Siklus Manajemen Waktu

Salah satu sistem manajemen waktu yang bisa dipilih oleh mahasiswa adalah menggunakan sistem siklus pada setiap tahun ajaran atau setiap semester. Itulah sebabnya saya mengatakan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk memulai manajeman waktu. Umumnya sistem ini dimulai dengan menetapkan tujuan (goal setting) untuk mengukuhkan konteks bagi manajemen waktu. Berikutnya adalah menelusuri penggunaan waktu dan membangun kesadaran tentang bagaimana anda akan menghabiskan waktu. Tahap ketiga adalah membuat rencana, dan ini termasuk membuat to do list, rencana mingguan, rencana bulanan, dan rencana semesteran. Tahap keempat adalah memantau (self monitoring) apa yang telah dikerjakan. Pada tahap ini anda menilai seberapa baik anda menjalankan rencana, seberapa akurat anda membuat rencana, seberapa tepat anda menduga kegiatan-kegiatan yang dilakukan, dan sebagainya. Tahap akhir dari siklus manajemen waktu ini adalah pergeseran dan penyesuaian waktu dimana anda melakukan koreksi terhadap sistem yang berjalan sebelum memulai siklus yang baru.

Anonim mengatakan...

Sir Boy Hansa. R
0926201113

Konsep Pemasaran

Konsep-konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.

Anonim mengatakan...

NAMA : SANAFER SAGALA
NIM : 1026201094
JURUSAN : T. INDUSTRI
SEMESTER: IV (sore)A
Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan manajemen yang bertumpu pada total kualitas yang dilakukan secara komprehensive dan menyeluruh. Intinya terletak pada konsistensi dan pengurangan hal-hal yang tidak bermanfaat. Banyak perusahaan Amerika yang dulunya menganggap remeh konsep TQM yang awalnya diperkenalkan oleh Dr. Deming (seorang profesor statistika Amerika) ini kewalahan menghadapi kemajuan Jepang yang begitu cepat.TQM adalah satu dari sekian hal yang telah berhasil merevolusi perindustrian Jepang dan menjadikannya pemimpin. Itulah sebabnya kini semua CEO dari perusahaan manapun wajib menguasai konsep TQM. Kalau begitu, mengapa kita tidak ikut mempelajarinya? Kalau pun kita bukan CEO sebuah perusahaan multinasional, kita adalah CEO untuk diri kita sendiri. TQM yang telah berhasil menjadi sebuah pendorong revolusi industri modern semestinya juga bisa kita jadikan sebagai suatu pendekatan untuk revolusi budaya.
4 langkah penting Total Quality Management Jepang berikut untuk meningkatkan kualitas diri kita dan korelasinya dalam revolusi budaya:
1.Kaizen: Proses Perbaikan yang Berkelanjutan.Pabrik-pabrik selalu berusaha meningkatkan efektifitas, efisiensi, dan produktifitas kerja mereka.

2. Atarimae hinshitsu: Nilai fungsi (agar semua berjalan sebagaimana mestinya). Setiap benda yang diciptakan mempunyai fungsi tertentu sehingga memberi kegunaan maksimal.

3. Kansei: Pengamatan perilaku konsumen untuk peningkatan kualitas produk.
Dalam dunia bisnis, perusahaan-perusahaan mengamati bagaimana perilaku konsumen dalam menggunakan produk atau jasa mereka. Setiap konsumen mempunyai kecenderungan yang berbeda. Namun mereka selalu cenderung untuk terus menggunakan produk atau jasa yang efektif dan efisien dibanding yang tidak. Dalam kehidupan sehari-hari kita hendaknya juga selalu memperhatikan pola perilaku kita dalam menggunakan kemampuan kita di situasi dan kondisi yang berbeda sehingga bisa meningkatkan kualitas diri kita. Proses peningkatan kualitas yang berkelanjutan memerlukan evaluasi yang kontinyu pula agar bisa tepat sasaran. a.

4. Miryokuteki hinshitsu: Nilai keindahan (di samping nilai fungsi).
Mempunyai fungsi saja tidak cukup bagi sebuah produk untuk mempunyai nilai lebih. Jika tidak berfungsi maka produk tersebut tidak ada gunanya atau rusak.

Inilah yang telah berhasil membawa Toyota menjadi pemuncak di pasar otomobil dunia. Motonya “Moving You Forward” bukan sekedar penghias ruang iklan yang kosong. Toyota tidak hanya menggerakkan penumpangnya ke depan secara fisik, tapi lebih dari itu. Toyota mengajak kita untuk lebih maju dengan teknologi Hybrid-nya yang rendah emisi sehingga ramah lingkungan. Budaya untuk sedikit demi sedikit menghilangkan hal-hal yang tidak berguna untuk meningkatkan kualitas ini tidak hanya berlangsung saat jam kerja di pabril-pabrik Toyota. Budaya ini melekat di hati dan teraplikasikan di kehidupan sehari-hari para pegawainya mulai dari CEO sampai pegawainya. Pengguna Toyota seharusnya juga lebih berkualitas namun tetap ramah lingkungan seperti mobilnya. Bagi yang belum punya Toyota, mari tetap kita jadikan diri kita agar lebih berkualitas dan ramah lingkungan agar suatu saat nanti tidak malu kalau harus mengendarainya.